• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Hikmah

Ilmu yang Bermanfaat

Ilmu yang Bermanfaat
Ilustraso: NUO
Ilustraso: NUO

Ilmu yang bermanfaat adalah mengenali Allah ta'ala, sifat-sifat-Nya dan nama-nama-Nya. Mengenali tata cara mengabdi kepada-Nya dan bertata krama di hadapan-Nya. Inilah ilmu yang terbentang di dalam hati, sehingga membuat dada menjadi lapang dan tercerahkan karena Islam, menyingkap tabir yang menyelimuti hati, sehingga lenyaplah keraguan. 


Malik bin Anas r.a. berkata,


ليس العلم بكثرة الرواية إنما العلم نور يقذفه الله تعالى في القلوب


"Ilmu bukan dengan periwayatan yang banyak, ilmu (yang bermanfaat) hanyalah cahaya yang dipancarkan oleh Allah ta'ala di dalam hati."


Manfaat ilmu adalah mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya dan menjauhkannya dari memandang dirinya sendiri. Inilah puncak keberuntungannya, titik akhir pencariannya, dan merupakan (apa) yang  dikehendakinya.


Nabi Daud dalam kalimat bijaknya menyatakan bahwa, 


العلم في الصدر كالمصباح في البيت


"Ilmu yang menetap di dalam dada (hati) itu, bagaikan lentera (lampu penerang) di dalam sebuah rumah." 


Muhammad bin 'Ali al-Tirmidzi berkata, "Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tertanam di dalam dada (hati) dan yang mampu menggambarkan. Yang demikian itu, bahwa bilamana seberkas cahaya bersinar di dalam hati, maka tergambarlah dengan jelas perkara-perkara, yang baiknya maupun yang buruknya. Dengan gambaran itu ada cahaya di hati, yakni suatu gambaran jelas dari perkara-perkara itu, sehingga ia mengerjakan perkara yang baik dan menjauhi perkara yang buruk. Ilmu yang bermanfaat itu berasal dari cahaya hati sehingga pertanda-pertanda itu keluar menuju dada, yaitu tanda-tanda petunjuk (yang jelas).


Suatu ilmu yang diketahui itu terkadang adalah ilmu lisan, yang hanyalah sesuatu menjadi hapalan, sedangkan syahwat dapat mengepungnya dan mengalahkannya. Cahaya ilmu lisan itu bisa dilenyapkan oleh karena kegelapan syahwat."


KH Ahmad Ishomuddin, salah seorang pengurus PBNU 2016-2021 


Hikmah Terbaru