• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Haul Gus Dur ke-14 di Tebuireng

Haul Gus Dur ke-14 di Tebuireng
Haul Gus Dur ke-14 di Tebuireng
Haul Gus Dur ke-14 di Tebuireng

Tadi malam aku hadir di Haul Gus Dur ke 14 di rumah kelahiran sekaligus tempat peristirahatan beliau, Pesantren Tebuireng, Jombang. Banyak ulama dan tokoh yang hadir. Antara lain mbak Ning Yenny A. Wahid, Kiai Dr Mustain Syafi'i, Prof Dr Mahfud MD, Dr Nadirsyah Hossen, Wagub Jatim Dr Emil Dardak, dan lain-lain.


Pak Mahfud MD dalam testimoninya pada Haul Gus Dur ke 14 di Tebuireng, Jombang antara lain mengatakan pada zaman modern ini ada empat orang pemimpin yang kematiannya ditangisi dan diantar oleh jutaan manusia di jalan-jalan. Mereka adalah Mahatma GandhiGandhi (30.01.1948), John F. Kennedy (22.11.63) Ayatullah Khomeini (3.06.1989) dan Gus Dur (30.12.2009).


Lalu aku bilang kepada teman : sebelum zaman modern ada tokoh besar lain yang melegenda : Maulana Jalaluddin Rumi (1273 M).


Gus Dur mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pada Rabu (30/12/2009), pukul 18.45 WIB. Sementara Maulana Rumi wafat tgl 17 desember 1273 M di Konya, Anatolia, Turki.


Kematian dua tokoh besar dunia kemanusiaan itu membuat manusia tanpa sekat-sekat identitas primordial dan agama/keyakinan menangis tersedu-sedu dan berduka berbulan-bulan. Bahkan burung-burung dan bunga-bunga musim semi menyimpan pilu yang mendalam dan rindu dendam yang menusuk-nusuk kalbu.


Suara-suara : Duh Gus Dur, duh Gus Dur, oh Gus Dur. Ya Maulana, ya Maulana, oh Maulana
Menebar di mana-mana dalam nada-nada pilu
Dan bola mata-bola mata mengembang embun lalu menetes satu satu.


Kiai Abdul Hakim, pengasuh pesantren Tebuireng, mengatakan bahwa orang-orang yang ziarah ke makam GD bukan hanya orang-orang Islam, tetapi juga dari umat agama lain : Hindu, Budha, Katolik, Kristen dll. Mereka berdoa untuk GD dengan caranya masing-masing. Dan berlangsung aman dan damai.


Pada setiap acara peringatan haul tiba, kerinduan ribuan bahkan jutaan manusia kepada kedua kekasih Tuhan itu mencekam dan menggamit relung jiwa. Mereka berbondong-bondong menuju rumah peristirahatan abadi mereka.


Suara-suara : Duh Gus Dur, duh Gus Dur, oh Gus Dur. Ya Maulana, ya Maulana, oh Maulana​​​​​​​
Menebar di mana-mana dalam nada-nada pilu
Dan bola mata-bola mata mengembang embun lalu menetes satu satu.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru