Saat 40 hari Gus Dur wafat, Ning Anita Wahid, putri ke tiga beliau, mengedit buku yang berisi kumpulan tulisan testimonial dari beragam orang atas beliau. Dan aku diminta menulis. Lalu tulisanku dimuat sebagai Epilog.
Buku itu diberi judul "Gus Dur Bertahta di Sanubari". Aku bilang:
"...setiap orang telah dan akan terus memaknai Gus Dur dengan ungkapan dan cara yang beragam, berbeda-beda, berdasarkan pada apa yang dilihat, didengar, diingat, dan dirasakannya, baik senang, cinta atau tak suka dan membenci. Nama Gus Dur akan terus disebut, dikenang, dan dirindukan. Kata-katanya yang bijak akan dikutip,". Begitulah.
Selama aku di rumah dan bersama Gus Dur, aku punya kesan : Terhadap orang-orang yang menilai negatif bahkan menyakitkan terhadap dirinya, Gus Dur tak membalasnya dengan cara yang sama. Kata-kata bijak Gus Dur yang mengesankan kira-kira : "Berharap semua orang senang atau setuju kepadamu adalah tidak mungkin".
Atau begini : “Sebenar apapun tingkahmu atau sebaik apapun perilaku hidupmu, kebencian dari manusia itu pasti ada. Jadi jangan terlalu diambil pusing. Terus saja jalan.”
Aku bilang : Gus Dur memang seorang pluralis dan demokrat sejati. Gus Dur mengerti kata-kata bijak para bijakbestari: Apa yang kau katakan akan kembali kepadamu.
Alfatihah untuk Gus Dur.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU