Sejak Gus Dur pulang, aku selalu merindukan beliau. Gus Dur adalah kekasih Allah. Seluruh hidupnya diabdikan untuk menemani dan menyayangi mereka yang hatinya terluka. Gus Dur melihat orang lain sebagai manusia, ciptaan Allah. Beliau tidak melihat identitasnya.
Beliau melayani semua orang dan dan mendengarkan mereka. Ini karakter manusia yang berpengetahuan tinggi. Manusia pemikir kemanusiaan sekaligus seorang sufi. Itulah sumber utama pengetahuan dan refleksi-refleksi Gus Dur.
Manusia seperti ini akan dikenang, dicintai dan dirindukan banyak orang. Lihatlah tempat peristirahatan abadinya, tak pernah sepi diziarahi ribuan orang.
طُوبَى لِلْمُخْلِصِيْنَ الَّذِيْنَ إِذَا حَضَرُوا لَمْ يُعْرَفُوا وَإذَا غَابُوا لَمْ يُفْتَقَدُوا أُولَئِكَ
مَصَابِيْحُ الْهُدَى تَنْجَلِى بِهِمْ كُلُّ فِتْنَةٍ ظَلْمَآء
وانت يا حبيبى غوس دور منهم
Aduhai, betapa damai jiwa-jiwa yang tulus.
ketika hadir tak dikenal,
ketika pergi dicari-cari
mereka adalah kandil-kandil
yang bersinar cemerlang
berkat mereka
wajah-wajah buram-kusam-masam
tampak benderang
Dan engkau, O. Rinduku, Gus Dur,
Kaulah satu dari mereka yang tulus itu
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
