Aku ingat suatu saat. Seorang santri mengatakan : "Belakangan ini banyak orang bertanya "mana Dalilnya", manakala disampaikan suatu pandangan keagamaan dalam satu masalah atau kasus".
Aku bertanya : apakah arti "Dalil" itu?. Ia tak menjawab. Lalu aku bilang : Dalil itu bahasa Arab. Ia bermakna petunjuk jalan menuju arah yang ingin dituju. Ia bagai rambu lalu lintas yang bisa berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan lain-lain.
Saat Nabi ditemani Abu Bakar Hijrah yang menjadi "dalil" (petunjuk jalan) adalah Abd Allah al Uraiqith al Laitsi, seorang non muslim yang dipercaya Abu Bakar.
Ada kitab berjudul Al Dalil ala Manhaj al Salikin atau Dalil al Salikin fi Hifzh al Qur'an, cara menghafal al Quran, dll.
Dalam kajian metode pengambilan hukum dikenal al Adillah al Aqliyyah. Dalil-dalil akal.
Jadi "Dalil" itu mengandung banyak arti.
Manakala dikatakan : "teks Al Qur'an", aku bertanya : "bagaimana ia dimaknai atau dipahami?.
Baca Juga
Tradisi Maulid: Menghidupkan Islam
فاعلم ان من زعم ان لا معنى للقرآن الا ما ترجمه ظاهر التفسير فهو مخبر عن حد نفسه وهو مصيب فى الاخبار عن نفسه ولكنه مخطئ فى الحكم برد الخلق كافة الى درجته التى هى حده ومحطه بل الاخبار والاثار تدل على ان فى معانى القرآن متسعا لارباب الفهم.
"Ketahuilah bahwa orang yang beranggapan bahwa al Quran hanya bisa dimaknai menurut makna literalnya (tersurat, harfiyah), maka ia adalah orang yang sedang memberitahukan keterbatasan pengetahuannya. Dia benar dalam hal pemberitahuannya itu untuk dirinya sendiri. Tetapi dia keliru jika hal itu harus diberlakukan untuk orang lain. Banyak hadits dan sumber dari sahabat Nabi yang nenunjuklan bahwa al Quran itu memuat makna yang sangat luas bagi orang-orang yang cerdas dan pintar.
Lalu aku bertanya lagi : Dengan apa teks itu bisa dimengerti ? Mengapa para ulama berbeda pendapatnya, meski dalilnya sama?
Santri itu mendengarkan saja dengan serius, sambil "mantuk-mantuk". Matanya berbinar dan bibirnya mengembang senyuman manis.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ilmu dan Amal, Dua Pilar Meraih Keberkahan Hidup di Dunia dan Akhirat
2
KH Aziz Dorong MWCNU Pangenan Terus Giatkan Dakwah dan Jaga Aswaja
3
Kebijakan Kuota 50 Siswa Dinilai Populis, RMINU Jabar: Sekolah Swasta dan Pesantren Terancam
4
Uji Petik Juklak Dana Penanggulangan Bencana Digelar di Bogor
5
Haji 2025 Jadi Penutup Peran Kemenag, Menag Sampaikan 5 Inovasi, Progres, dan Harapan
6
Jens Raven Cetak 6 Gol, Timnas Indonesia U-23 Libas Brunei 8-0 di Laga Perdana Piala ASEAN U-23 Championship 2025
Terkini
Lihat Semua