Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Barat: Wajib Bersatu, Haram Pecah Belah!

Garut, NU Online Jabar
Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Aceng Abdul Mujib menegaskan wajibnya bersatu dan haramnya berpecah belah. Dalam kesempatan tersebut, kiai yang akrab disapa Ceng Mujib menekankan bahwa sebagai santri, alumni dan muhibbin Pesantren Fauzan dari Fauzan satu sampai delapan harus bersatu. 

"Bersatu dalam keberagaman, beragam namun dalam persatuan. Wajib bersatu, haram pecah belah," tegas pria yang juga Ketua Umum Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleran (ALMAGARI). 

Ceng Mujib menambahkan, siapapun yang mengarah pada perpecahan, maka dipastikan ia akan masuk pada kerusakan. "Siapapun yang mengarah pada perpecahan, maka yakin namru, yakin rusak. Kekuatan Fauzan ada dalam persatuan dan kesatuan," tegas Ceng Mujib yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Barisan Nusantara Pembela Merah Putih (BNP-MP).

Kiai yang merupakan Ketua Yayasan Al-Fauzaniyyah Sukaresmi Garut itu juga menjelaskan pentingnya mengikuti haul sebagai bentuk tafakur untuk mengingat bahwa kita semua akan mati. Sedangkan orang yang sudah meninggal hanya membutuhkan kiriman doa dari orang-orang yang masih hidup.

Sebagai informasi, adapun Haul yang diperingati dalam kesempatan tersebut yaitu haul Syekh Muhammad Adzro'i bin Syekh Abdul Wahab yang ke 112, Hj. Fatmah bin KH Abdullah Sanusi yang ke-5, Muassis Pondok Pesantren Al Faizin (Fauzan IV) KH Aceng Baban Sohibul Bayan bin KH Aceng Muhammad yang ke-11, Muassis Pondok Pesantren Mukhtarul Faizin (Fauzan VII) KH Aceng Bubuh Ahmad Hasbullah bin KH Aceng Muhammad di Aula Pondok Pesantren Al-Faizin (Fauzan IV) 05/05 Desa/Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kamis (12/12/2024) 

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Mustasyar PCNU Garut sekaligus sesepuh Pondok Pesantren Fauzan KH Aceng Aam Umar' Alam, Ketua PCNU Garut KH Atjeng Abdul Wahid beserta jajarannya, Bupati terpilih Abdusy Syakur Amin, Rais syuriah dan Ketua Tanfidziah MWC NU Sukaresmi KH Aceng Muhammad Ali dan KH Aceng Aup Mustofa Fauzi beserta jajarannya, puluhan ajengan dan ribuan santri, alumni dan nahdliyyin.