KH Atjeng Abdul Wahid Sebut Kaderisasi Jadi Cara Pengurus Tingkatkan Kompetensi Ke-NU-an
Kamis, 16 Mei 2024 | 14:40 WIB

Ketua Tanfidziyah PCNU Garut KH Atjeng Abdul Wahid (Ceng Wahid). (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).
Rudi Sirojudin Abas
Kontributor
Garut, NU Online Jabar
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut KH Atjeng Abdul Wahid atau yang akrab disapa Ceng Wahid mengajak kepada semua pengurus NU agar senantiasa mampu meningkatkan kompetensi dan pemahaman terkait dengan ke-NU-an. Menurutnya salah satu yang dapat dilakukan oleh pengurus dalam rangka meningkatkan pemahaman ke-NU-annya yakni dengan mengikuti pendidikan kaderisasi, baik kaderisasi tingkat dasar, menengah maupun atas.
"Jenjang pendidikan kaderisasi dari tingkat dasar seperti PD-PKPNU, ke tingkat menengah PMKNU sampai ke tingkat nasional AKN-NU kalau dalam dunia pesantren tingkatan pendidikannya sama halnya ketika mengkaji kitab dari jurumiah ke imriti hingga ke alfiah. Oleh karena itu tingkatan pemahaman kaderisasi NU itu bertahap dan berjenjang sesuai tingkat kesulitannya" ucap Ceng Wahid saat memberikan sambutan pada kegiatan musyawarah rencana tindak lanjut (RTL) alumni PD-PKPNU Kabupaten Garut di Gedung Hijau PCNU Garut Jalan Suherman No 117 Pancalikan Tarogong Kaler, Senin (13/05/2024).
Ceng Wahid mengatakan bahwa kaderisasi itu penting dalam rangka menjaga akidah warga Nahdliyin agar tidak mudah terkooptasi dan terpengaruh oleh paham di luar Ahlussunnah wal Jama'ah. Ia menilai kaderisasi itu sama halnya semacam dengan penjagaan akidah warga Nahdliyin.
"Barang siapa yang merasa takut dalam menjalankan roda organisasi, maka insya Allah ia akan selamat. Takut disini dalam artian takut anggotanya terkooptasi oleh paham yang tidak bertanggung jawab," tuturnya.
"Ketakutan itulah kiranya yang menjadi salah satu dasar pertimbangan para muassis mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama, yang mana tujuan utamanya adalah menjaga paham Ahlussunnah wal Jama'ah," tambah Ceng Wahid.
Kiai pengasuh Ponpes Assalaman Fauzan III Sukaresmi Garut itu menyebut kepedulian para muassis akan keberadaan umat merupakan sebagai bagian himayatul ummah. "Sebagaimana diketahui, para ulama adalah pewaris para Nabi. Oleh karena itulah apa yang dilakukan para ulama di NU sama halnya dengan melaksanakan ajaran Nabi," imbuhnya.
Ceng Wahid mengingatkan kepada para pengurus NU dan juga warga Nahdliyin agar tetap berhati-hati kepada sekelompok orang atau organisasi yang telah dibubarkan pemerintah. Menurutnya kewaspadaan itu harus terus dijaga mengingat organisasi yang dibubarkan pemerintah itu masih ada meskipun identitasnya sudah tidak ada.
"Justru karena tidak memakai identitas, kelompok itu secara lunggang lenggang melaksanakan pergerakannya," tandasnya.
Terpopuler
1
Ketua PCNU Pangandaran Ajak Umat Maknai Idul Adha dengan Kepedulian Sosial
2
Menyembelih Keangkuhan
3
Satu Kata atas Capaian Timnas Indonesia di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026: Mengagumkan
4
Idul Adha 1446 H, DKM Musholla Nurul Hidayah Sembelih Hewan Kurban Sebanyak 1,1 Ton
5
Rutin Gelar Istighotsah Reboan dan Silaturahmi, PCNU Bogor Perkuat Soliditas Jam’iyyah
6
Pesantren Al-Hamidiyah Depok Gelar Takbir Keliling, Meriahkan Idul Adha dengan Kreativitas Santri
Terkini
Lihat Semua