• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Daerah

Senat Mahasiswa STAI Al-Masthuriyah Gelar Dialog Keperempuanan

Senat Mahasiswa STAI Al-Masthuriyah Gelar Dialog Keperempuanan
Senat Mahasiswa STAI Al-Masthuriyah Gelar Dialog Keperempuanan. (Foto: Dimas).
Senat Mahasiswa STAI Al-Masthuriyah Gelar Dialog Keperempuanan. (Foto: Dimas).

Sukabumi, NU Online Jabar 
Pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Masthuriyah Kabupaten Sukabumi menggelar Dialog Keperempuanan secara daring pada Rabu (9/3) malam. Kegiatan yang mengangkat tema Mengungkap Sejarah Peran Ulama Perempuan di Indonesia tersebut diikuti oleh puluhan peserta dari Mahasiswa STAI Al-Masthuriyah. 


Dialog tersebut dimulai dengan sambutan dari Ketua Pelaksana kegiatan, Dewi Kartini. Ia menjelaskan, kegiatan tersebut dari mulai perencanaan, tema, panitia, peserta dan tahapan pelaksanaannya dan tujuan digelarnya acara tersebut.


”Adapun tujuan kegiatan ini yaitu untuk memperingati Hari Perempuan Internasional juga Hari Wanita Indonesia khususnya mengungkap sejarah peran ulama perempuan di Indonesia dengan harapan memberikan wawasan serta membuka pikiran yang luas akan peran seorang wanita dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelas Dewi.


Dalam kesempatan yang sama, ketua umum senat mahasiwa STAI Al-Masthuriyah, Devia Aulia Syihrilkar, mengapresiasi kepada semua pihak yang terlibat atas terlaksananya kegiatan tersebut.


“Sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan apresiasi terkait kegiatan ini, semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi kita,” tegasnya.


Selain itu, narasumber pada dialog tersebut, Silvia Rahmah menjelaskan sejarah peran ulama perempuan di Indonesia. Ia mengungkapkan pentingnya peran dan jasa para perempuan sehingga sangat berpengaruh terhadap peradaban.


Menurutnya, tak sedikit dari ulama perempuan yang tampil dilapangan. Tetapi, tak banyak orang tau mengenai fakta tersebut. Bahkan cenderung hampir tak tercatat dalam sejarah, seperti Nyai Khoiriyah Hasyim yang tak lain adalah putri Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari yang menjadi pelopor pendidikan pesantren putri, Rahmah El Yunusiyah sang reformatur pendidikan Islam dan Pejuang kemerdekaan Indonesia, Fatimah Al Falimbani ulama perempuan yang menjadi Ahli hadist, Teungku Fakinah Sang panglima perang dan ulama terkemuka asal Aceh, serta Nyai Djuaesih merupakan perempuan pertama yang berpidato pada Muktamar NU ke-13 di Menes Provinsi Banten tahun 1938 dan merupakan putri asal Sukabumi.


Perempuan yang juga merupakan Ketua Forum Da’iyah Fatayat NU Kota Tasikmalaya tersebut juga menjelaskan, adanya peringatan perempuan di Indonesia ini bukan untuk melebihi atau melangkahi fitrahnya kaum laki-laki, tetapi untuk mengapresiasi peran dan keikutsertaannya perempuan dalam perubahan peradaban, khususnya di wilayah masing-masing dan umumnya di Negara Indonesia. 


Karena, sambungnya, setiap kesulitan yang dihadapi perempuan akan menghasilkan sebuah kekuatan. 


“Perempuan mampu mengubah kesulitan menjadi suatu kekuatan, yang mana kekuatan itu akan bisa menghadirkan do’a, harapan dan cinta dalam kegiatan sehari-harinya," tandasnya.


Perlu diketahui, kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati hari perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal Selasa (8/3) dan hari Wanita Indonesia yang jatuh pada Rabu (9/3).


Pewarta: Dimas Muhamad Bahrudin
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru