• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Garut

Kontribusi Syaikhuna Badruzzaman dalam Aspek Kebangsaan Jadi Bahasan Seminar Nasional pada Idul Khotmi Nasional Attijani ke-231

Kontribusi Syaikhuna Badruzzaman dalam Aspek Kebangsaan Jadi Bahasan Seminar Nasional pada Idul Khotmi Nasional Attijani ke-231
Kontribusi Syaikhuna Badruzzaman dalam Aspek Kebangsaan Jadi Bahasan Seminar Nasional  pada Idul Khotmi Nasional Attijani ke-231
Kontribusi Syaikhuna Badruzzaman dalam Aspek Kebangsaan Jadi Bahasan Seminar Nasional  pada Idul Khotmi Nasional Attijani ke-231

Garut, NU Online Jabar
Gelaran Idul Khotmi Nasional Attijani ke-231 di Ponpes Az-Zawiyah Tanjung Anom Samarang Kabupaten Garut diisi dengan seminar nasional bertemakan Kontribusi Syaikhuna Badruzzaman dalam Aspek Kebangsaan yang diinisiasi oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) KH Badruzzaman, Kamis (31/8/2023). Dalam seminar tersebut diungkap peran KH Badruzzaman dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. 


Ketua STAI KH Badruzzaman Aji Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa gelaran Idul Khotmi Nasional Attijani ke-231 untuk pertama kalinya dikemas bersamaan dengan seminar nasional. Ia menilai, mengingat KH Badruzzaman merupakan seorang kiai yang sangat komprehensif yaitu sebagai ahli fikih, mursyid tarekat, agnia, serta sebagai kiai yang mempunyai kedalaman ilmu terkait wawasan kebangsaan yang tinggi, maka menjadikannya sebagai bahan pembicaraan dalam forum diskusi ilmiah menjadi penting dan wajar untuk dilakukan.


"Mengingat kampus ini baru berdiri pada tahun 2019, maka seminar nasional ini menjadi kali pertama STAI KH Badruzzaman dapat ikut serta dalam kegiatan Idul Khotmi Tarekat Tijaniyah. Alhamdulilah STAI KH Badruzzaman dipercaya untuk menyelenggarakan sebuah seminar nasional dengan mengangkat tema Kontribusi Syaikhuna Badruzzaman dalam Asfek Kebangsaan,"ucap Aji Muhamad Iqbal di depan para peserta seminar.


Sementara itu, pengasuh Ponpes Al-Falah Biru KH Asep Badruzzaman mengungkapkan peran kakeknya dalam membangun pergerakan dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Menurutnya, pembentukan pasukan laskar jihad hizbullah yang dibentuk fasca KH Badruzzaman pulang menimba ilmu dari Makkah pada 1936 menjadi titik awal  pergerakannya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. 


"Dua hal yang dibangun oleh KH Badruzzaman dalam memperjuangkan pergerakan demi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah membekali para pasukannya dengan dua aspek kekuatan yakni kekuatan fisik dan rohani. Kekuatan fisik dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan bela diri. Sementara  kekuatan rohani dilakukan dengan mengajarkan riadah, aurad, serta khalwat kepada para pasukan hizbullah. Dua hal itu dilakukan dalam rangka menumbuhkan keyakinan kepada para pasukan bahwa berjuang demi mewujudkan kemerdekaan adalah bagian dari jihad fisabilillah. Dan karena itulah pasukan hizbullah lebih hebat dari pasukan penjajah," terangnya. 


Lebih lanjut Kia Asep menegaskan bahwa tarekat Tijaniah yang digagas KH Badruzzaman, selain sebagai bagian untuk memperkuat keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT, juga sebagai bagian pembersihan dosa ruhani pasca terlibat peperangan. Ia menilai, meskipun peperangan dalam konteks membela kemerdekaan masuk kategori jihad fisabilillah dan dibenarkan agama, namun untuk membersihkan ruhani yang sesungguhnya diperlukan amalan semacam tarekat. Dan tarekat Tijaniyah menjadi salahsatu yang dipilih oleh KH Badruzzaman. 


"Yang namanya dalam pertempuran, bisa saja ada nafsu yang bergejolak untuk membunuh seseorang. Maka kehadiran tarekat Tijaniyah menjadi salahsatu bagian pembersihan dosa, terlebih bagi para pencari cinta sejati ketuhanan seperti halnya para wali Allah,"tutur Kiai Asep.


"Pasca kemerdekaan, KH Badruzzaman juga mengisi kemerdekaan dengan baik. Dalam satu hikayat disebutkan bahwa KH Badruzzaman menjadi salahsatu penggagas lahirnya karakter konsep Pancasila bersama dengan tokoh-tokoh bangsa yang lain. Jika melihat kenyataan demikian, maka wajar dan pantas jika saya sebut bahwa KH Badruzzaman tidak saja mampu mewujudkan kemerdekaan, tetapi juga mampu membuat produk hukum yang erat kaitannya dengan kebangsaan," tambahnya. 


Sementara itu pakar sejarah peradaban Islam UIN Bandung Prof Asep Achmad Hidayat menyampaikan, wawasan kebangsaan KH Badruzzaman dapat diketahui banyak orang manakala ia memimpin sebuah pergerakan organisasi yang bernama almuwafaqoh Menurutnya, almuwafaqoh merupakan organisasi pergerakan yang digagas KH Badruzzaman yang mengadopsi konsep usul fikih dalam pergerakannya. "Salahsatu fokus almuwafaqoh adalah usaha untuk mempersatukan perpecahan para ulama dan masyarakat akibat adanya fanatisme mazhab. Dengan menggunakan konsep usul fikih khususnya terkait dengan kebangsaan, perpecahan ulama dan masyarakat pada saat itu akhirnya dapat dihindari. Dan itulah kiranya kecerdikan KH Badruzzaman dalam soal kebangsaan," tandasnya. 


Perlu diketahui, hadir dalam seminar tersebut adalah Muqaddam Tarekat Tijaniah Indonesia yang juga sebagai Mustasyar PCNU Garut KH Ikyan Badruzzaman, Pengasuh Ponpes Al-Falah Biru Garut KH Asep Badruzzaman, Ketua STAI KH Badruzzaman Aji Muhammad Iqbal, Fakar Sejarah Peradaban Islam UIN Bandung Prof Asep Achmad Hidayat, Wakil Ketua Umum ICMI Pusat Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhammad Najib, Komunitas Birrul Walidain, para Ikhwan Tarekat Tijaniyah, serta para mahasiswa dari STAI KH Badruzzaman, STAI Siliwangi Garut, Universitas Garut, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, STIKes YPSDMI Garut, serta tamu undangan lainnya termasuk PC Muslimat dan Fatayat Garut.


Pewarta: Rudi Sirojudin Abas


Garut Terbaru