Bandung Barat

Mengenal Ponpes Daarul Muthmainnah: Ihtiar Mewujudkan Wanoja Beraqidah Bersih dan Mandiri

Rabu, 20 November 2024 | 11:09 WIB

Mengenal Ponpes Daarul Muthmainnah: Ihtiar Mewujudkan Wanoja Beraqidah Bersih dan Mandiri

Aktivitas belajar-mengajar di Pondok Pesantren Daarul Muthmainnah, Kp. Cibaligo, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. (Foto : DOK. DAARUL MUTHMAINNAH)

Bandung Barat, NU Online Jabar
Keberadaan pondok pesantren ini bertolak dari pesan Rasulullah Saw sebagaimana yang diriwayatkan dalam HR Muslim, “Aku dan orang yang menyayangi anak yatim, kedudukannya di syurga seperti ini, lalu beliau menunjukan telunjuk jari tengah dan beliau merenggangkan antara keduanya.”


Di bawah naungan Yayasan Daarul Muthmainnah yang berdiri Agustus 2000, Pondok Pesantren Daarul Muthmainnah merupakan lembaga pembinaan untuk pendidikan anak-anak perempuan (wanoja) yatim-piatu dan dhuafa.


Mengambil nama Muthmainnah itu berasal dari Qur’an Surat Al Fajr ayat 27, yang berarti ketenangan. Karenanya diharapkan, dapat menghadirkan rasa ketenangan dan ketenteraman bagi anak asuh dan siapapun yang berada di dalamnya.


Menurut Ketua Yayasan Daarul Muthmainnah, Nunuh Nurjanah, keberadaan pesantren ini dibarengi tekad menjadikan lembaga pendidikan terunggul dan terdepan dalam mewujudkan insan yang berakidah bersih, berakhlak mulia, berakal cerdas, dan berjiwa mandiri.


Pembinaan yang dilakukan selama ini juga dalam upaya membimbing insan berakidah lurus sesuai tuntunan Qur’an dan hadits. Dalam tataran praktiknya para santri dapat menerapkan ibadah dengan benar disertai rasa ikhlas sebagaimana yang dicontohkan Kanjeng Nabi Muhammad Saw.


“Dengan demikian dalam diri santri tumbuh perilaku untuk senantiasa meneladani akhlak Rasul. Di satu sisi, pesantren pun memfasilitasi dan mengembangkan pendidikan santri sesuai potensinya masing-masing, serta membina bakat dan minatnya agar berjiwa mandiri,” ujarnya, Selasa (19/11/2024).


Pondok Pesantren Daarul Muthmainnah berada di Jalan Haji, Kampung Cibaligo, Desa Cihanjuang, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Terdapat 45 anak yatim-piatu dan dhuafa, dari mulai jenjang TK-SD, SMP, SMA, kuliah, serta pelatihan dan pengabdian.


Lebih jauh Nunuh Nurjanah menuturkan, aktivitas di ponpes ini meliputi kegiatan belajar, pelatihan, dan kepesantrenan. Para santri dibiasakan untuk salat berjamaah, melakukan qiyamulail, dzikir pagi-petang, salat duha, tilawah Qur’an, tahfidz (setoran hafalan) Qur’an, juga shaum Senin-Kamis.


Berbagai program unggulan yang diselenggarakan di antaranya pembinaan akidah dan akhlak, fikih ibadah; tahsin, tahfdiz, dan tadabbur Qur’an; tarbiyatunnisa, serta materi life skill.


“Adapun materi pelajaran kemandirian mulai dari hal kecil, seperti menyapu, mengepel, mencuci dan menjemur pakaian, menjahit, memasak, meyiram tanaman, merapikan tempat tidur, dan piket kebersihan,” ungkapnya.


Jiwa kemandirian pun ditanamkan dengan pengelolaan usaha penginapan, laundry, dan katering. Membangun suasana keriangan, para santri rutin berolahraga renang dan bersepeda, melakukan games, tadabbur alam, serta rihlah.


Kiprahnya selama ini, Ponpes Daarul Muthmainnah telah menorehkan banyak prestasi , seperti Juara 3 MHQ Pentas PAI SD, Juara 1 MHQ SD/MI, Juara Kaligrafi se-Jawa Barat, Juara 3 Cipta Pantun, Hafidzoh 30 juz, Juara Nasyid, serta sejumah santri yang mendapat beasiswa kuliah ke luar negeri.


“Nah, dalam usaha memperluas dakwah, di ponpes ini juga dilaksanakan kajian dengan menggelar majelis taklim rutinan setiap Rabu, diaping oleh Teh Ninih Muthmainnah, Ustadzah Ummu Yusuf, serta Ustadz Sandy,” ucap Nunuh Nurjanah.


Saat ini, Ponpes Daarul Muthmainnah tengah membuka program penerimaan santri baru, dengan kuota 20 orang untuk anak perempuan yatim-piatu dan dhuafa usia 5-9 tahun. 


Sementara itu, di setiap bulan Ramadan, ponpes ini juga kerap  menggelar Sanlat Qur’an Ramadan (SaQuRa) Daarul Muthmainnah yang dikhususkan untuk peserta muslimah berusia 17 tahun ke atas.


Sanlat SaQuRa itu meliputi dua kegiatan, yakni Tasmi Al Qur’an yang bermaterikan menyimak bacaan Al Qur’an 3 juz per hari, khatam 10 hari, dan doa Khatmil Qur’an bersama.


Mengkaji Qur’an mulai dari mengenal, membaca, mempelajari, memahami, dan ihtiar mengamalkan kandungan Al Qur’an.


“Semoga kehadiran ponpes ini dapat membawa maslahat bagi semua, serta lahirnya insan-insan yang beraqidah bersih dan berjiwa mandiri,” kata Nunuh Nurjanah.