Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Opini

Tiga Konstruksi Ikhtiar Membangun Masa Depan NU

Ilustrasi: NUO.

Nahdlatul Ulama (NU) memiliki kerangka dasar dan langkah-langkah terukur menuju terwujudnya umat yang ideal (seperti yang dicita-citakan), langkah-langkah itu adalah perilaku yang diharapkan dimiliki oleh NU dan Nahdliyin.  


Kerangka tersebut dikenal dengan Mabadi Khaira Ummah yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar ma’ruf nahi mungkar yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU karena kedua sendi mutlak diperlukan untuk menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridlai Allah SWT. 


Amar ma’ruf berarti mengajak dan mendorong perbuatan baik yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat atau merupakan ajakan untuk melakukan perbuatan baik yang telah diketahui kebaikannya oleh umum. Sementara nahi mungkar adalah menolak dan mencegah segala hal yang dapat merugikan,merusak dan merendahkan,nilai-nilai kehidupan dan hanya dengan kedua sendi tersebut kebahagiaan lahiriyah dan bathiniyah tercapai.


Mabadi Khaira Ummah Nahdlatul Ulama kemudian dikonstruk sedemikan rupa dengan berbagai turunan berupa prinsip-prinsip yang menjadi landasan berpijak NU untuk mencapai tujuannya.


Baca Juga:
Halal Bi Halal MWCNU Cikaum Subang, KH Said Aqil Siradj: Jadilah Manusia yang Berkarakter


Terkait dengan tujuan NU, Menurut Kiai Hamid Mannan, NU didirikan karena memiliki tiga tanggungjawab sekaligus sebagai tujuan.  Pertama tanggungjawab keagamaan (mas’uliyah diniyah), kedua tanggungjawab kenegaraan (mas’uliyah wathoniyah) dan ketiga tanggungjawab kemasyarakatan (mas’uliyah ijtimaiyah).


Dengan memperkuat sikap kemasyaratan yaitu Tawasuth (Jalan tengah) tawazun (seimbang), I'tidal (berlaku adil) Tassamuh (moderat) dan Amar makruf nahi mungkar.


Sedemikian luar biasanya tujuan NU, maka seluruh kekuatan Nahdlatul Ulama harus dikerahkan secara maksimal agar tanggungjawab tersebut dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan yang diharapkan, karena tantangan yang dihadapi sangat besar terutama tantangan perubahan zaman, gerakan dari kelompok-kelompok radikal dan pengusung ideologi yang tidak sesuai dengan karakteristik Islam di bumi nusantara (Islam Nusantara).


Menghadapi tantangan besar tersebut, kita harus mampu mengkonstruk gerakan sebagai ihtiar untuk membangun masa depan Nahdlatul Ulama. Dalam pandangan penulis, setidaknya ada tiga konstruksi yang harus dipersiapkan, yakni karakter, kompetensi dan literasi di kalangan Nahdliyin. 


Baca Juga:
Lima Keutamaan Puasa Syawal Menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali


1. Karakter


Karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi menjadi tanda-tanda kebaikan, kebajikan dan kematangan moral seorang. Secara etimologi, istilah karakter asal dari bahasa Latin character, yang berarti tabiat, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak yang terurai dengan :

 


2. Kompetensi


Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014). yang terurai yaitu:
 

 


3. Literasi ( Keterbukaan Wawasan )


Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia. dan lebih terurai sebagai berikut :
 

 


Dari tiga konstruksi ini akan memudahkan gerakan NU kemudian terurai dan terukur untuk mengaktualisasikan pergerakan yang berorentasi pada keumatan dan kemashlahatan, yang terangkai oleh suasana kebathinan yang saling menguatkan, mendukung, mensuport  pada ruang Harmonisasi dan dinamisasi untuk merawat jagad, membangun peradaban, dengan pengkhidmatan secara kaffah dan   berkeimanan, karena berNU untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjadi tujuan hidup semua hamba Allah agar selamat dunia dan akhirat.


Supendi Samian, Ketua STIDKI NU Indramayu

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait