Hikmah

Ekspresi Keindahan Tubuh dan Diri

Selasa, 24 September 2024 | 11:17 WIB

Ekspresi Keindahan Tubuh dan Diri

(Ilustrasi: Freepik).

Seorang teman perjalanan di atas kendaraan mengatakan kira-kira begini: "Realitas sosial di ruang negara bangsa kita dalam beberapa tahun belakangan ini memperlihatkan kepada kita aktifitas manusia gemar mengekspresikan keindahan tubuh, kemegahan sarana, kemewahan kekayaan material  dan kesenangan hidup. Ia disuguhkan di ruang publik melalui media sosial yang beragam dan dengan cara yang beragam. Mereka tampak merasa bangga dan bahagia, jika publik melihat, mengagumi, memuji dan menikmatinya". 


Teman itu meminta responku atas ceritanya. Aku bilang : Ini menarik dan aku melihat dan merasakan. Lalu aku meneruskan: 


Hasrat untuk dikenal, dikagumi dan dipuji adalah sesuatu yang alami bagi manusia dan itu merupakan haknya. 


Tetapi aksi-aksi yang merupakan ekspresi hasrat tersebut pada sisi lain bisa menciptakan dan memicu kecemburuan sosial. Bahkan bukan hanya cemburu tetapi juga kedengkian. Dan harap diingat pula bahwa sifat-sifat ini juga melekat dalam setiap manusia sekaligus bisa memicu aksi-aksi yang membahayakan bagi mereka yang  menampilkan dan mengekspresikan tubuh dan hal lain itu. 


Aku kira menarik sekali pandangan maulana Rumi ini. Ia mengatakan bahwa hasrat untuk dikenal, dipuji dan dikagumi oleh orang lain berpotensi mendatangkan petaka, bahaya dari mereka yang cemburu, iri hati, hasud atau dengki. Keadaan jiwa ini tersimpan di lubuk hati yang terdalam yang pada suatu saat bisa meledak dan menghancurkan. 


Rumi berharap kita menyadari keadaan itu. 


Lalu melintas dalam pikiranku sebuah puisi indah dan menghunjam kalbu, konon ditulis oleh Imam al Syafi'i : 


كل العداوات قد ترجى سلامتها * * إلّا عداوة من عاداك عن حسد


Semua kebencian bisa diharapkan selamat
Kecuali permusuhan karena dengki. 


Masya Allah. Ma'udzu Billah. 


KH Husein Muhammad