Ubudiyah KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Tiga Orang Pilihan Ahli Waris Al-Qur'an

Jumat, 19 April 2024 | 18:39 WIB

Tiga Orang Pilihan Ahli Waris Al-Qur'an

(Ilustrasi: FB Nadirsyah Hosen).

Dalam kitab Tafsir ar-Razi dijelaskan kaitan antara penyebutan nama Allah, ar-Rahman dan ar-Rahim di dalam basmalah dengan QS Fathir ayat 32. 


“Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar," (QS Fathir:32).


Hikmah dalam menyebutkan tiga nama Tuhan dalam bacaan basmalah adalah karena orang-orang pilihan terbagi menjadi tiga golongan, sebagaimana firman Allah di atas. 


Maka sesuai dengan tingkatannya:

  1. Aku adalah Allah bagi “sabiqun fil khairat” (orang-orang yang mendahului berbuat kebaikan). Ini mereka yang alim dan taat. Akan masuk surga tanpa dihisab.
  2. Ar-Rahman bagi “muqtashid” orang-orang yang pertengahan. Ini mereka yang taat tapi masih lalai mengerjakan amalan sunnah dan masih gemar melakukan perbuatan yang makruh. Mereka akan dihisab debgan ringan.
  3. Ar-Rahim bagi “zhalimun li nafsih” (orang-orang yang zalim kepada diri sendiri). Mereka kadang mengerjakan perintah Allah tapi masih sering melanggar laranganNya juga. Mereka akan diampuni Allah.


Kenapa demikian?  Itu karena Allah adalah pemberi karunia, ar-Rahman adalah Yang mengampuni kesalahan para wali-Nya, dan Ar-Rahim adalah Yang memaafkan mereka yang sombong terhadap Allah.


Dari kesempurnaan rahmat-Nya, seolah-olah Allah berfirman kepada mereka:


“Aku lebih mengetahui dirimu. Jika kedua orang tuamu mengetahui hal ini, mereka pasti meninggalkanmu. Jika wanita mengetahui hal ini, dia pasti akan membencimu. Jika umat mengetahui hal ini, mereka pasti akan lari darimu. Jika tetangga mengetahui hal ini, dia pasti akan berusaha merusak rumahmu. Aku mengetahui semua itu dan Aku menutupinya dengan kasih sayang-Ku agar kamu mengetahui bahwa Aku adalah Allah yang Maha Pemurah.”


Jadi, kawan, tidak ada alasan kita berputus asa dari rahmat Allah. Tidak ada alasan kita berhenti mengharap kasih sayang Allah. Allah tutup aib kita di dunia, Allah ampuni dosa kita di akhirat.


KH Nadirsyah Hosen, salah seorang Dosen Senior Monash Law School