KH Shoheh Bunikasih, Ulama Sunda Murid Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Teman Syekh Nawawi Al-Bantani
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 13:19 WIB
Di Desa Bunikasih (Warungkondang), Cianjur, Jawa Barat, ternyata terdapat makam seorang ulama besar Sunda yang hidup di abad ke-19 M, yaitu KH Shoheh bin KH Nuruddin. KH Shoheh tercatat wafat pada 24 Rajab tahun 1302 Hijri (bertepatan dengan 10 Mei 1885 Masehi).
Dalam kitab Fawa'id al-Muhtaj yang mengisahkan riwayat hidup KH Ahmad Syathibi (Mama Gentur, w. 1947 M), ulama sentral di Tatar Pasundan pada paruh pertama abad ke-20 M, disebutkan bahwa KH Syathibi Gentur pernah belajar dan menjadi santri dari KH Shoheh Bunikasih.Jarak antara Gentur (Jambudipa) dengan Bunikasih memang tidak terlalu jauh, terpaut sekitar 3 kilo meter.
Kitab Fawa'id al-Muhtaj merupakan karangan KH Dahyatullah bin KH Rahmatullah, yang tak lain adalah cucu dari KH Ahmad Syathibi Gentur.
Dikisahkan dalam kitab tersebut bahwa KH Shoheh Bunikasih adalah murid dari syekh Ibrahim al-Baijuri (w. 1860 M), ulama besar Mesir yang pernah menjabat sebagai Grand Syekh Al-Azhar Kairo sekaligus pengarang banyak kitab-kitab rujukan, di antaranya adalah kitab Hasyiah al-Baijuri 'ala Fath al-Qarib (dalam bidang fikih atau yurisprudens), Hasyiah Tuhfah al-Murid 'ala Jauharah al-Tauhid (dalam bidang teologi), termasuk nazham (puisi) Masa'il al-Baijuri fi al-'Aqa'id (nazhaman ini yang kemudian di-syarah oleh Syekh Nawawi Banten).
KH Shoheh Bunikasih juga ternyata merupakan kawan dari Syekh Nawawi Banten (w. 1897 M), ulama besar Makkah abad ke-19 M yang banyak menulis karya keilmuan Islam dan berasal dari Nusantara.
Informasi penting lainnya yang didapati dari kitab tersebut adalah keberadaan KH Shohehlah yang ternyata yang memotivasi Syekh Nawawi Banten untuk menulis kitab Tijan al-Darari yang merupakan syarah atau penjelasan atas teks (matan) kitab Masa'il al-Baijuri [fi al-'Aqa'id" karangan Syekh Ibrahim al-Baijuri yang merupakan guru keduanya.
Sosok yang dimaksud oleh Syekh Nawawi Banten dalam redaksi (طلب مني بعض الإخوان) "telah meminta kepadaku seorang sahabatku untuk menulis kitab Tijan al-Darari, tak lain dan tak bukan adalah KH Shoheh Bunikasih ini.
Selain KH Shoheh Bunikasih, dalam kitab itu juga disebutkan seorang ulama Priangan lainnya yang menjadi murid dari Syekh Ibrahim al-Baijuri ini, yaitu KH Adzro'i Bojong, Garut (w. ?). Sayangnya saya belum mendapatkan informasi dan data yang cukup memadai terkait sosok KH Adzro'i Bojong Garut ini.
Selain dipertalikan oleh sanad keguruan kepada Syekh Ibrahim al-Baijuri, antara Syekh Nawawi Banten, KH Adzro'i Garut, dan KH Shoheh Bunikasih, ketiganya juga dipertemukan sanad keilmuannya sebagai sama-sama murid dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (w. 1886), pengarang kitab Syarah Mukhtashar Jiddan 'ala al-Ajurumiyyah sekaligus mufti mazhab Syafi'i di Makkah pada masanya. Wallahu A'lam.
Penulis: A. Ginanjar Sya'ban
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Pelatih Timnas U-23 Panggil 30 Pemain Ikuti TC di Jakarta Jelang Asean Mandiri Cup 2025, Ini Daftarnya
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
54 Rumah Rusak Berat, Pemerintah bersama LPBINU dan LAZISNU Jabar Gerak Cepat Serahkan Bantuan ke Korban Pergeseran Tanah di Purwakarta
5
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
6
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
Terkini
Lihat Semua