• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Tokoh

KH A Bunyamin Ruhiat dan Kisah Belajarnya

KH A Bunyamin Ruhiat dan Kisah Belajarnya
KH A Bunyamin Ruhiat, Rais Syuriyah PBNU masa khidmah 2022-2027. (Foto-NUJO)
KH A Bunyamin Ruhiat, Rais Syuriyah PBNU masa khidmah 2022-2027. (Foto-NUJO)

Oleh H Dendi Yuda 
KH A Bunyamin Ruhiat merupakan sosok ulama kharismatik asal Tasikmalaya yang sangat mencintai ilmu, baik di bidang agama maupun pengetahuan umum. Kecintaannya terhadap ilmu ditularkan kepada santrinya dengan menekankan keharusan berkomitmen pada dunia ilmu dengan cara mengaji. Kecintaannya kepada ilmu juga ia refleksikan pada kebiasaannya melakukan muthala’ah, membuat catatan pidato, ceramah, atau khutbah.


Lahir pada 27 September 1949, ia adalah anak ke sembilan dari 14 bersaudara dari pasangan KH Ruhiat dan Hj Siti Aisyah yang tak lain adalah Pendiri Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya. 


Di sela-sela kesibukannya yang sangat padat, KH A Bunyamin Ruhiat masih menyempatkan diri untuk menulis. Di antara karya tulisnya yaitu diktat Jurumiah (Bahasa Sunda), Metode Pengajaran Akhlaq (Analisis Isi Kitab Ta’lim Muta’alim), dan Metode Belajar di Pesantren Menurut Syekh az-Zarnuji.


Secara keilmuan, Ajengan Abun ini bisa dibilang adalah paket komplit. Ia menempuh pendidikan baik secara formal maupun non formal. Secara non formal, ia memperoleh ilmunya dari sang Ayah secara langsung di Pondok Pesantren Cipasung. 


Sementara itu, pada pendidikan formal, Kiai Abun memulai pendidikannya di Sekolah Rendah Islam (SRI) Cipasung pada tahun 1955 sampai 1961. Kemudian melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Islam Cipasung sampai 1964. Berlanjut di SMA Islam Cipasung dari 1964-1967. Cipasung masih menjadi tempat belajarnya hingga pada 1971, ia melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Perguruan Tinggi Islam (PTI) Cipasung.


Di samping itu, Kiai Abun juga alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang saat itu masih bernama Istitut Agama Islam Negeri (IAIN). Di IAIN Bandung, ia mengambil jurusan bahasa Arab pada tahun 1974-1976. Dari PTI Cipasung, ia memperoleh gelar Bachelor of Art (BA) atau sarjana muda, dan sarjana penuhnya ia raih saat di UIN Bandung (Drs).


KH A Bunyamin Ruhiat mengambil kuliah di UIN Bandung yang pada saat itu masih bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan dipegang oleh rektor Prof. KH Anwar Musahdad.


“Kuliahna oge ngan tujuhan da,” kenangnya.


“Pa Maksum Hidayat anu ti Sumedang. Abdurrahman ti Cipanas. Anu ti Cianjur hiji, Latif Saoban. Muhyidin Ma’mun ti Cirebon. Hiji deui anu ti Jawa nu budakna dikadieukeun, terus hiji urang Purwokerto,” begitu KH A Bunyamin bertutur, menyebut sejumlah teman seangkatannya, menunjukkan daya ingatnya yang kuat.


Rebo teh tos uih. Hiji waktu Rebo teh cenah moal aya kuliah. Bapa teh maksakeun ti ditu maghrib. Ka dieu jam satu. Jaba can aya HP can aya nanaon. Euweuh nu mapagkeun pan jam satu. Eta mah mapah ti ditu ti Borolong ka dieu. Jabi leuweung keneh. Leumpang sorangan jam satu. Eta asa teu nincak leumpang ka dieu. Beak sabara we ayat kursi. Peureum we. Ya Allah,” tuturnya menceritakan sekelumit kisahnya semasa kuliah diakhiri dengan gelak tawa, setelah tenggelam dalam kenangan di masa lalu. 


Pada tahun 2002 sampai 2004, KH A Bunyamin Ruhiat melanjutkan studinya ke program Magister di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dari UII Yogyakarta, KH A Bunyamin Ruhiat memperoleh gelar Magister Studi Islam.


Dengan keilmuan yang sangat luas itulah Ajengan Abun  menjadi penerus estafeta perjuangan dalam mengembangkan pesantren Cipasung setelah KH Ruhiat (ayah) dan KH Moh Ilyas Ruhiat (kakak).


Saat ini, Kiai Abun mengisi waktunya dengan mengajar di pesantren Cipasung. Memulai belajar mengajar pada tahun 1961, dan mulai mengajar pada 1969.  Ia juga tercatat sebagai dosen pascasarjana Institut Agama Islam Cipasung dengan mengampu mata kuliah Pendidikan Berbasis Pesantren.


Selepas Muktamar ke-34 di Lampung, Kiai Abun diberi amanah sebagai salah satu Rais Syuriyah PBNU masa khidmah 2022-2027.

Penulis adalah Staf Pengajar IAIC Tasikmalaya


Tokoh Terbaru