• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Taushiyah

KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Makrifat dalam Pengertian Sederhana

Makrifat dalam Pengertian Sederhana
Makrifat dalam Pengertian Sederhana
Makrifat dalam Pengertian Sederhana

Makrifat secara etimologis berarti mengetahui dengan sungguh-sungguh atau mengenal secara mendalam. Pengertian terminologisnya adalah suatu metode untuk memahami, mengetahui, dan mengenal Allah SWT melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada dalam alam semesta dengan segala isinya. Dengan memperhatikan dan memahami kekuasaan Allah, maka seseorang akan dapat menghayati kebesaran dan keagungan-Nya.


Setiap diri manusia pasti akan menyadari bahwa tidak ada suatu makhluk pun dalam alam semesta ini, kecil atau besar, ada dengan sendirinya.


Adanya alam semesta itu pasti ada yang menciptakan, penciptanya adalah Allah SWT dengan kehendak dan kekuasaan-Nya. Mengenal Allah SWT dengan memperhatikan dan memahami ciptaan-Nya berupa alam semesta, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) mikro kosmos, segala kejadian yang ada pada diri manusia. Setiap orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang organ tubuh kita dan fungsinya masing-masing, pasti akan memahami keagungan Allah SWT.


Bagaimana hebatnya kerja jantung kita, organ tubuh yang kecil itu, lebih kecil dari kepalan tangan, memompakan darah ke seluruh tubuh, sampai ke sel-selnya yang sangat renik. Ia tidak pernah berhenti berdetak memompakan darah itu sepanjang umur umat manusia. Ada yang enam puluh tahun, tujuh puluh tahun, sembilan puluh tahun, dan sebagainya.


Liver yang ada di dalam tubuh kita menyaring darah, sehingga menjadi bersih, itupun tidak akan pernah berhenti selama manusia hidup. Sehingga apabila fungsi liver itu sudah tidak sempurna lagi, manusia harus melakukan cuci darah di rumah sakit, seminggu sekali, seminggu dua sekali, dan seterusnya.


Otak yang dimiliki manusia, merupakan organ tubuh yang sangat dahsyat yang dengannya manusia menyalurkan pikirannya sehingga dapat menuangkan ide-ide dan pemikiran yang tidak dimiliki makhluk lain. Itu baru tiga organ, bagaimana kalau dikaji lebih jauh tentang fungsi ginjal, empedu, darah merah, darah putih, usus besar, usus halus, dan berbagai macam organ tubuh lainnya yang sangat banyak.


Dari kajian tentang mikro kosmos tadi dapat dipahami dengan jelas mengenai keagungan dan kebesaran Allah SWT.


Kajian berikutnya yang ke (2) adalah melalui makro kosmos, yaitu segala wujud yang ada dalam lingkungan kita di langit dan bumi, yang terdiri dari benda padat, benda cair, dan benda gas. Dilanjutkan kajian tentang flora atau tumbuh-tumbuhan dengan aneka macam jenisnya, dari tumbuhan yang paling kecil sampai tumbuhan yang paling besar. Kajian dilengkapi dengan fauna atau alam hewani yang berada di darat, laut, dan udara, dari hewan yang paling kecil yaitu hewan satu sel sampai hewan yang paling besar, termasuk berbagai macam ikan yang ada di laut.


Dari kajian semua ini, pasti akan mebimbulkan keyakinan bahwa sesungguhnya Allah itu Esa dan Maha Kuasa.


وفي كل شيئ له آية تدل على أنه الواحد


"Sesungguhnya pada segala sesuatu itu terdapat suatu tanda bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Esa dan Maha Kuasa".


Tergambarlah oleh manusia betapa Maha Agungnya Allah s.w.t. yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya, memelihara, mengatur, dan menjaganya. Memperhatikan kenyataan ini, maka setiap orang yang tidak mengenal Allah atau tidak mau mengenal-Nya, maka mereka termasuk manusia yang paling buta. Bukan buta matanya, akan tetapi buta mata hatinya yang ada di dalam dada.


ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَلَٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِي فِي ٱلصُّدُورِ


"Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada". (QS. Al-Hajj, 22:46).


Memperhatikan dan memahami serta menghayati segala kekuasaan Allah yang berada dalam alam semesta tersebut, tidak cukup dengan menggunakan penglihatan lahiriyah saja. Akan tetapi harus dibarengi dengan penglihatan mata batin atau mata hati yang jernih dan bersih. Mata hati yang jernih dan bersih itu adalah yang terlepas dari berbagai macam jenis dosa. Rasulullah SAW ketika ditanya oleh malaikat Jibril tentang pengertian al-Ihsan, beliau menjawab:


أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ.


"Hendaklah engkau menyembah dan beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya. Apabila engkau tidak dapat melihatnya, maka yakinilah bahwa sesungguhnya Allah melihatmu"(HR. Bukhari, 50).


Buta mata, tidak begitu berbahaya, paling terpeleset kaki. Akan tetapi buta batin atau buta hati, pasti akan mendatangkan bahaya yang lebih besar. Manusia apabila telah menderita penyakit buta hati, selama ia belum mendapatkan petunjuk kebenaran, maka selama itu pula ia akan tersesat dan tercampakkan dalam kehinaan duniawi dan ukhrawi.


وَمَن كَانَ فِي هَٰذِهِۦٓ أَعۡمَىٰ فَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ أَعۡمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلٗا


"Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)". (QS. Isra, 17:72).


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru