Khutbah Iftitah Rais Syuriah PWNU Jabar pada Puncak Resepsi Harlah 1 Abad NU di Garut
Senin, 20 Februari 2023 | 07:00 WIB
M. Rizqy Fauzi
Penulis
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
الحمد لله وحده، والصّلاة والسّلام على رسول الله سيّدنا محمّد ابن عبد الله، وعلى آله وصحبه و من والاه , أمّا بعد
Yang saya hormati, para pengurus PWNU Jawa Barat, pengurus PCNU Kabupaten Garut, para pejabat di lingkungan Kabupaten Garut, yang terutama adalah para kiai dan para ulama. Khutbah Iftitah, tausiyah, atau mauidzah hasanah ini tidak saya alamatkan kepada para kyai dan para ulama, tetapi untuk para jamaah.
قال تعالى فى كتابه الكريم
أعوذباالله من الشّيْطان الرّجيم
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS ali-Imran [3]: 102).
Ayat pada QS Ali Imran tersebut sering dibaca oleh khatib yang tujuannya adalah agar kita semua dapat bertakwa kepada Allah SWT dan mati dalam keadaan husnul khatimah.
Menurut Ibnu Abbas, agar kita mati husnul khatimah yaitu mati dalam keadaan Islam, maka kuncinya adalah bertakwa kepada Allah SWT. Dalam artian, menaati segala perintah-perintah-Nya, baik perintah yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya maupun perintah para alim ulama yang biasa disampaikan dalam bentuk tausiah dan mauidzah hasanahnya.
Pesan Nabi SAW yang pertama:
ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﻤﺠﺎﻟﺴﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ
"Kalian harus selalu bersama para ulama,".
Mengapa harus demikian. Karena nanti di akhir jaman manusia akan jauh dari para ulama. Jika hal itu terjadi pada diri kita, maka Allah akan menurunkan tiga bencana. Pertama, dicabutnya keberkahan kasab oleh Allah SWT. Kedua, Allah akan memberikan pemimpin yang zalim. Dan ketiga, mati dalam keadaan su’ul khatimah. Oleh karena itu, kita harus taat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kepada para alim ulama.
Pesan Nabi SAW yang kedua:
ﻭﺍﺳﺘﻤﺎﻉ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺤﻜﻤﺎﺀ
Wahai kaum muslimin! Taatilah setiap fatwa, mauidzah hasanah, maupun nasihat dari para alim ulama.
Baca Juga
Satu Abad NU: Akhlak Mulia
Selanjutnya, agar kita mati dalam keadaan husnul khatimah, maka selalu berdikirlah kepada Allah SWT tanpa mengenal batas waktu (dzikran katsiran). Dzikir dapat dilakukan melalui ucapan, perbuatan, hati, dan pikiran. Oleh karena itu, jika kita sering mengingat Allah SWT, maka Allah pun akan sering ingat kepada kita.
Allah SWT berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Artinya: “Maka ingatlah kepada-Ku, maka Aku pun ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku” (QS al-Baqarah [2]: 152).
Kemudian kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim [14]: 7).
Jika kita bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat-nikmat kepada kita. Oleh karena itu, sepantasnyalah kita pada hari ini bersyukur atas apa yang telah dianugerahkan kepada kita, yaitu tercapainya usia Nahdlatul Ulama hingga menuju 100 tahun. Mudah-mudahan kedepannya, Nahdlatul Ulama akan semakin lebih jaya dan lebih barakah.
Dalam rangka memperingati 1 Abad Nahdlatul Ulama, maka yang perlu ditasharufkan (tumbuhkan) dalam hati kita bersama adalah dalam rangka menaati Allah SWT dan Rasul-Nya. Kita dapat kumpul bersama memperingati 1 Abad NU senyatanya dalam rangka berdzikir kepada Allah SWT. Kumpulnya kita dalam memperingati 1 Abad NU juga dalam rangka bersyukur kepada Allah SWT.
Warga NU yang dirahmati Allah SWT
Yang harus diingat bahwa Nahdlatul Ulama itu merupakan suatu organisasi yang memiliki dua tujuan. Tujuan pertama adalah keagamaan, dan tujuan kedua adalah kebangsaan.
Dalam bidang keagamaan, Nahdlatul Ulama didirikan dengan tujuan untuk menjaga faham ahlussunnah wal jamaah, baik yang berhubungan dengan akidah, ibadah, dan muamalah. Dalam bidang kebangsaan, Nahdlatul Ulama berkewajiban untuk mempertahankan dan ikut serta dalam menciptakan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia.
Atas dasar itulah para pendiri Nahdlatul Ulama kemudian membuat jargon atau kata-kata hikmah: hubbul wathan minal iman (mencintai tanah air bangsa merupakan bagian dari iman).
Karena dengan jargon itulah, pemerintah Indonesia tak akan pernah sekali-kali mencurigai Nahdlatul Ulama. Karena Nahdlatul Ulama akan tetap dan selalu konsisten dalam menjaga empat pilar bangsa yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Undang-undang Dasar 1945.
Insya Allah dengan kehadiran Nahdlatul Ulama, negara akan barakah. Mengapa? Karena Nahdlatul Ulama akan selalu memberikan tausiah mauidzah hasanah kepada penyelenggara negara ini.
Seandainya kita punya doa, maka yang harus pertama kali didoakan adalah pemerintah. Karena kalau pemerintah baik, maka rakyat akan baik.
Mudah-mudahan, mengambil berkah dari 1 Abad Nahdlatul Ulama, kita dapat lebih bersyukur kepada Allah SWT. Dan tidak lupa juga sebagai bentuk cinta kepada para muassis Nahdlatul Ulama, kita sampaikan doa kepada mereka semoga di alam barzakhnya diterima iman dan Islamnya, dan mereka dapat menjadi suri teladan bagi kita semua.
Mengapa kita perlu mencintai para alim ulama, karena menurut Nabi SAW hanya ada tiga yang dapat memberikan syafaat kelak kepada kita, yakni para Nabi, para syuhada, dan para alim ulama. Jika kita mencintai para ulama yang merupakan pewaris para Nabi, maka insya Allah kita akan mendapatkan syafaat dari mereka.
Perlu diingat, bahwa NU itu didirikan oleh ulama di pesantren. Oleh karena itu NU, dan orang-orang yang mencintai para ulama, maka peliharalah pondok pesantren. Kita berharap, pemerintah Indonesia akan selalu berusaha dan selalu memperhatikan terhadap segala bentuk kepentingan terkait dengan kebutuhan-kebutuhan pondok pesantren. Oleh karena itu, maka siapa pun yang mampu merawat maupun membela para ulama dan pondok pesantren maka akan mendapat syafaat pada hari kiamat.
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan yang terbaik.” (QS al-Araf [7]: 89).
Aamiin Ya Allah Yaa Rabbal Aalamiin!
Wallahulmuwafiq Ilaa Aqwamitthariq
Wassalaamualaikum Warahmatullaahi Wabaraakaatuh
Garut, 19 Februari 2023
Dr KH Abun Bunyamin MA
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Kerja Sama NU dan ATR/BPN Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf di Jawa Barat
4
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
5
Khutbah Jumat: Cemas Amal Ibadah Tidak Diterima
6
NU Depok Peduli Kembali Bergerak, Siapkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam
Terkini
Lihat Semua