• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 23 April 2024

Purwakarta

HUT ke-77 RI

Kemah Akbar Warnai Peringatan Hari Pramuka dan HUT ke-77 RI Ponpes Al Muhajirin 3 Purwakarta

Kemah Akbar Warnai Peringatan Hari Pramuka dan HUT ke-77 RI Ponpes Al Muhajirin 3 Purwakarta
Kemah Akbar Warnai Peringatan Hari Pramuka dan HUT ke-77 RI Ponpes Al Muhajirin 3 Purwakarta. (Foto: Riki Baehaki).
Kemah Akbar Warnai Peringatan Hari Pramuka dan HUT ke-77 RI Ponpes Al Muhajirin 3 Purwakarta. (Foto: Riki Baehaki).

Purwakarta, NU Jabar Online
Pondok Pesantren Al Muhajirin 3 Purwakarta menggelar Kemah Akbar Penggalang dan Penegak yang diikuti oleh sekitar 900 santri dan 100 pembina selama dua hari, pada Senin (15/8) hingga Selasa (16/8), di Halaman Belakang Al Muhajirin 3, Citapen, Sukatani Kabupaten Purwakarta.  Pengasuh Ponpes Al Muhajirin 3 KH Anang Nasihin menyebut kemah akbar penggalan dan penegak ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pramuka Internasional ke-61 dan menyambut Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia. 


"Ponpes Al Muhajirin 3 Citapen, Purwakarta melaksanakan kemah akbar penggalang dan penegak dalam rangka memperingati Hari Pramuka yang ke-61 dan menyambut Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia, diikuti oleh sekitar 900 santri dan 100 pembina," jelas kiai Anang kepada NU Jabar Online, Senin (14/8). 


Kiai Anang menyebut pelaksanaan perkemahan ini merupakan agenda tahunan yang selalu digelar Ponpes Al Muhajirin 3 Citapen, Purwakarta pada peringatan Hari Pramuka dan HUT RI. 


Menurutnya, tujuan kemah akbar tersebut merupakan upaya untuk menanamkan kedisiplinan dan menanamkan kemandirian kepada para santri. Kemah akbar tersebut mendidik santri agar siap hidup secara mandiri, maka dengan pelaksanaan kemah ini para santri yang sehari-harinya terbiasa berkegiatan di asrama kini berkegiatan di tenda atau ruang terbuka. 


"Tentu kemandirian betul-betul ditanamkan kepada mereka, bagaimana mereka belajar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari memehuni kebutuhan makan yang harus masak sendiri, tidur juga dengan beralaskan seadanya, kemudian kegiatan-kegiatan lain yang diadakan secara outdoor. Ini dalam rangka mendirik kemandirian para santri," ungkap kiai Anang.


Selain itu, ia juga menerangkan bahwa pembiasaan santri dengan kegiatan kepramukaan yaitu agar santri juga dapat mengimplementasikan makna dari lambang pramuka yaitu tunas kelapa. Menurutnya terdapat enam fisolofi yang terkandung dalam lambang pramuka tersebut. 


"Pertama yaitu buah kelapa dalam keadaan tumbuh yang dinamakan cikal, mengandung arti bahwa anggota pramuka merupakan tunas penerus bangsa, sehingga para santri disiapkan supaya mereka untuk siap nanti menjadi penerus para pejuang dan para pahlawan bangsa," tegas kiai Anang. 


Kedua, sambungnya, buah kelapa itu tahan lama, mengandung makna bahwa pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet, sehingga membiasakan berada di lapangan merupakan upaya memperkuat jasmani dan rohani para santri. Termasuk dididik juga untuk bisa mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah Swt alam terbuka, tentu agar dapat melihat secara langsung ayat-ayat kauniyah Allah Swt. 


Ketiga, pohon kelapa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, ini mengandung arti bahwa anggota pramuka mampu beradaptasi dalam kondisi apapun. Para santri harus mampu beradaptasi untuk mengabdi di masyarakat atau di manapun mereka berada. 


Keempat, kelapa tumbuh menjulang tinggi, ini mengandung arti bahwa setiap anggota pramuka harus memiliki cita-cita yang luhur. Begitupula dengan santri mesti memiliki impian yang tinggi bagi masa depannya. Kelima, akar kelapa sangat kuat, artinya pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat. Demikian para santri mesti berpegang pada dasar yang kuat, yaitu akidah yang matang dan iman yang tebal. 


"Terakhir, kelapa adalah pohon yang serba guna, artinya pramuka harus serba bisa dan serba guna. Begitupula para santri harus memiliki bekal ilmu yang luas dan keterampilan yang mumpuni agar dapat bermanfaat di tengah-tengah masyarakat," pungkas kiai Anang. 


Pewarta: Riki Baehaki
​​​​​​Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Purwakarta Terbaru