• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 1 Mei 2024

Profil

KH Hasan Nuri Hidayatullah, Kiai Muda Visioner (Bagian 2)

KH Hasan Nuri Hidayatullah, Kiai Muda Visioner (Bagian 2)
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah

Memimpin Pesantren Ash-Shidiqiyah 3 Karawang
Sepulang dari menuntut ilmu di rubbat Al-Jufri Madinah, Arab Saudi, pada tahun 2002 Gus Hasan diamanahi untuk memimpin pesantren Ash-Shidiqiyah 3 yang berlokasi di Cilamaya Karawang. Awalnya, tugas yang diamanahkan kepadanya, dia rasakan begitu berat. Memimpin pesantren tidak seperti membawahi sebuah sekolah layaknya kepala sekolah. Tetapi lebih berat dari itu, memimpin pesantren bukan semata-mata mengajarkan agar para santri menjadi cerdas dan berilmu. Namun juga memberikan contoh dan teladan agar para santri mempunyai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai agama.

Baca: KH Hasan Nuri Hidayatullah, Kiai Muda Visioner (Bagian 1)

Atas restu dan dorongan keluarganya, tugas berat yang diembannya. Tahun demi tahun menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dalam rangka memajukan pesantren Ash-Shidiqiyah, berbagai inovasi program dia gulirkan. 

Dalam hal kurikulum pendidikan, dia memadukan ciri khas pesantren salaf yaitu kemampuan mengusai pemahaman kitab kuning dan kurikulum pesantren modern, yaitu penekanan terhadap kemampuan berbahasa asing. Selain itu, agar kemampuan santri lebih komprehensif, maka pada tahun-tahun berikutnya santri diwajibkan menghafal Al-Qur’an.

Untuk memotivasi santri agar selalu bersemangat dalam menuntut ilmu, Gus Hasan sering mendatangkan tokoh-tokoh dan kiai-kiai yang bertaraf nasional maupun internasional. Pengalamannya menuntut ilmu di berbagai pesantren dan luasnya relasi yang dia bangun, menjadikannya mudah dalam mendatangkan tokoh-tokoh tersebut. 

Akhirnya seiring berjalannya waktu, masyarakat semakin banyak yang mengenal pesantren Ash-Shidiqiyah 3. Bahkan lebih dari itu, masyarakat semakin percaya bahwa pesantren Ash-Shidiqiyah 3 pimpinan Gus Hasan mampu mendidik para santrinya sesuai dengan keinginan dan harapan yang dicita-citakan mereka.

Santri-santri pesantren Ash-Shidiqiyah selain dibekali ilmu-ilmu pengetahuan juga diajarkan cara-cara berwirausaha. Salah satu kegiatan yang sering diadakan dalam upaya mengajarkan agar santri mempunyai pengetahuan lebih terhadap dunia wirausaha adalah pelatihan enterpreunership santri. Pelatihan ini bertujuan agar santri tidak hanya mengetahui pentingnya berwirausaha, tetapi juga mampu mempraktikkan cara-cara berwirausaha sesuai dengan kapasitasnya. 

Salah satu wadah yang disediakan pesantren sebagai pembelajaran wirausaha santri adalah dibentuknya koperasi santri. Santri diberikan keleluasaan untuk mengelola koperasi di bawah bimbingan para asatidz. Mereka menjual aneka jajanan, keperluan sekolah dan lain sebagainya. Dan hasil keuntungan yang diperolehnya adalah untuk para santri itu sendiri. 

Begitupun dengan para asatidznya, koperasi asatidz pun didirikan sebagai wadah implementasi kewirausahaan di kalangan asatidz. Selain itu untuk memacu semangat kinerja asatidz dalam membimbing para santri, Gus Hasan menginisiasi program pemberdayaan bagi para asatidz. Bagi para asatidz dan guru yang berkeinginan mengembangkan wirausahanya, tentunya di luar kewajibannya mengajar, mereka diberikan pinjaman modal tanpa agunan yang pengembaliannya melalui cicilan yang sangat terjangkau.

Dalam rangka memfasilitasi para asatidz, Gus Hasan juga menginisiasi program pembelian tanah dan pembuatan rumah. Tanah yang telah dibeli dari warga sekitar, kemudian dibangunkan rumah dan diatasnamakan asatidz yang bersangkutan. Setelah rumah tersebut jadi, kewajiban asatidz adalah mencicil rumah tersebut ke pesantren. Program ini sangat dirasakan manfaatnya oleh para asatidz. Program demikian telah berjalan semenjak tahun 2012. Adapun beberapa asatidz yang telah terfasilitasi melalui program ini adalah Samsul Hayat, Rosidin, Abdul Mu’in dan Eef Saefudin.

Selain program di atas, dalam upaya memotivasi para asatidz dan guru agar selalu komitmen dengan tugas-tugasnya, Gus Hasan memberikan reward  bagi para asatidz dan guru yang berprestasi berupa umroh gratis. Bagi mereka, setiap tahun disediakan kuota dua orang. Penilaian hal demikian dilakukan secara transparan oleh H. Iqbal selaku lurah pesantren yang selama ini mendampingi Gus Hasan dalam mengelola dan memajukan pondok pesantren Ash-Shidiqiyah 3 dan 4.

Dalam perjalanannya, baik program fasilitas rumah maupun pemberian reward umrah gratis, cukup efektif dalam menjaga semangat para asatidz dan guru dalam mengemban kewajiban-kewajibannya. Perasaan betah bagi para asatidz dan guru mengabdi di pesantren Ash-Shidiqiyah merupakan modal utama yang harus dibangun. Berawal dari perasaan nyaman inilah, dedikasi dan rasa memiliki terhadap lembaga akan muncul. Sehingga pada akhirnya rasa tanggung jawab untuk memajukan lembaga pun terpupuk secara maksimal. Begitu papar Gus Hasan kepada penulis.

“Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah membangun nuansa kebersamaan baik antar santri maupun asatidz di lingkungan pesantren Ash- Shidiqiyah. Hal ini berfungsi untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam berbagai hal. Tentunya yang positif sifatnya,” pungkasnya. (Bersambung)

Penulis: Ali Khosim
Editor: Abdullah Alawi


Editor:

Profil Terbaru