• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Profil

Jatman Indramayu Terus Berikhtiar untuk Peningkatan Religiusitas Umat

Jatman Indramayu Terus Berikhtiar untuk Peningkatan Religiusitas Umat
Jam’iyyah Ahlith Tarekat Al Mu’tabarah An Nahdliyyah
Jam’iyyah Ahlith Tarekat Al Mu’tabarah An Nahdliyyah

Jam’iyyah Ahlith Tarekat Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) merupakan organisasi keagamaan sebagai wadah pengamal ajaran tarekat yang menjadi Badan Otonom Organisasi Nahdlatul Ulama. Juga sebagai salah satu pilar dari ajaran Islam ala Ahlussunah wal Jama’ah yang telah dirintis dan dikembangkan oleh para salafusshalihin yang bersumber dari Rasulullah SAW. 

Jatman Indramayu berdiri  sejak tahun 2010 diinisiasi oleh KH Farid Ashr Waddahr, seorang kiai muda kelahiran Indramayu 15 Mei 1985 dari Blok Bakung Kecamatan Krangkeng. Ia adalah pengasuh Pondok Pesantren Salaf An-Nur. 

Kiai muda putera dari pasangan  H. Muhsin dan  Hj. Fatiyah ini  memulai petualangan spiritualnya dari pesantren ke pesantren mulai Pesantren di Tegalrejo, Lasem, Situbondo, Arjawinangun, Pesantren Warudoyong Sukabumi dan di Banten berguru ke Abuya Dimyati.

Setelah terkonsolidasi seluruh Indramayu, Jatman Indramayu di deklarasikan keberadaannya di tahun 2012 di kantor Gedung Dakwah PCNU Indramayu. Sejak 2010 perkembangan Jatman maju pesat hingga kini tidak kurang anggota Jatman sudah lebih dari 35 ribu orang.

“Jatman sebagai salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama di antara 12 badan otonom lainnya, yang berfungsi melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada pengikut tarekat yang mu’tabarah di lingkungan Nahdlatul Ulama kabupaten Indramayu memilik peran strategis yaitu bagaimana mewujudkan masyarakat yang makin religius, makin dekat dengan Tuhannya, tanpa gembar gembor, tanpa anggaran dari pemerintah daerah. Meski secara personal pengurus Jatman Indramayu kenal dekat dengan Kapolres, Bupati dan Dandim namun Jatman Indramayu belum berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten. Berkiprah positif namun tetap independen dan menjaga jarak secara politis,” ungkap kiai  yang biasa dipanggil Gus Farid ini.

Kiprah Gus Farid yang baru 2 bulan mempersunting Anna Chariroh mengenalkan tarekat di Indramayu ini terbilang fenomenal. Indramayu yang Nahdlatul Ulamanya mulai menggeliat di Jawa Barat ikut terdongkrak dengan kerja positif Jatman yang rutin menggelar manaqib di seluruh penjuru Indramayu. 

“Mereka yang baiat ke tarekat pastilah NU, meski mereka yang mengaku NU belum tentu masuk tarekat. Eksistensi tarekat yang makin massif adalah kaderisasi nyata, mengingat ketaatan murid ke mursyidnya adalah mutlak. Progress selanjutnya adalah bagaimana mentarekatkan pengurus NU, agar aspek ruhaniyah pengurus makin baik. Tarekat adalah jalan pintas seorang hamba menuju Tuhannya, mereka yang mengenal Tuhannya dengan baik akan menjadi pribadi yang religius yang baik dan bertaqwa,” beber Gus Farid.

Sebagai mursyid Gus Farid adalah pribadi yang ramah, rendah hati dan mencontohkan akhlakul karimah. Harapannya makin banyak warga Indramayu yang mengikuti jalur spiritual lewat tarekat. 

“Religiusitas Indramayu bukanlah pada simbolisme jargon, klaim, dan produk kampanye. Faktanya pemimpin kita banyak yang tersandung perkara korupsi, mereka memperturutkan hawa nafsu duniawi, tuhannya adalah uang dan uang, perjudian marak dimana-mana, miras ada pelosok kampung dan PSK masih menjadi primadona pertumbuhan ekonomi kita. Kerja spiritual adalah jalan sunyi mengubah masyarakat menjadi makin religius, jauh dari hiruk pikuk parameter-parameter sukses orang kebanyakan, semakin dekat dengan Tuhan maka hidup kita tidak ada ketakutan,” tutup Gus Farid.

Penulis: Yahya Anshori
Editor: Iing Rohimin

 


Profil Terbaru