• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Pesantren

Ponpes Al-Majidiyah, Pesantren Salaf Di Kaki Gunung Manglayang

Ponpes Al-Majidiyah, Pesantren Salaf Di Kaki Gunung Manglayang
Ponpes Al-Majidiyah, Pesantren Salaf Di Kaki Gunung Manglayang (Foto: YouTube Ponpest Al-Majidiyah)
Ponpes Al-Majidiyah, Pesantren Salaf Di Kaki Gunung Manglayang (Foto: YouTube Ponpest Al-Majidiyah)

Sumedang, NU Online Jabar
Di sekitar kaki gunung Manglayang, tepatnya di Nyalindung Sumedang, berdiri Pondok Pesantren Al-Majidiyah yang dirintis oleh KH Abdul Majid bin Salhari pada tahun 1925. Bermula dari sebuah tajug tempat orang-orang sektar mengaji.

Pesantren Al-Majidiyah terus berkembang. Pada tahun 1955, kegiatan Majelis Ta’lim kembali dibuka oleh KH Sulaeman. Didirikan pula Madrasah Diniyah Takmiliyah oleh KH Sopandi (1970), dan Taman Pendidikan Al Qur’an oleh Moh Athoillah (2000). Selain pendidikan agama, para santri juga diberikan pembinaan keterampilan. 

Untuk mempertahankan pengajaran tradisional, pesantren ini mengklasifikasikan kurikulum kegiatan pengajaran kitab sesuai dengan tingkatan santri.

Pertama, tingkat Isti’dad (nadhoman fikih, Tuhfatul Athfal (tajwid), baca tulis Al-Qur’an, dan nadhoman tauhid).

Kedua, tingkat ‘Ula A (Safinah, Tijan Darori, Ahlaq lil Banin, Jurumiyah dan Al-Ada wal Qiroat). 
Ketiga, tingkat ‘Ula B (Fathul Qarib, Sanusiyah, Akhlaq lil Banin, Kailani dan Al-Ada wa al-Qiraat).
Keempat, tingkat Wustho A (Al-Bajuri, Kifayat al ‘Awam, Tafsir Al-Jalalain, Imrithi, Al-Ada wal-Qiraat dan Arbain Nawawiyah). 
Kelima, tingkat Wustho B (Fathul Mu’in, Ummul Barahim, Tafsir Al-Jalalain, Mutammimah, Al-Ada wal Qiraat, Bulughul Marom).
Keenam, tingkat Ulya A (‘Ianah Tuttholibin, Sirajut Thalibin, Alfiyah Ibnu Malik dan Riyadussholihin). 
Ketujuh, tingkat Ulya B (Fathul Wahab, Sirajut Thalibin, Alfiyah ibnu Malik, Jauhar Maknun dan Bukhari-Muslim).

Sebagai wadah untuk mengembangkan sumber daya manusia didalamnya, pondok pesantren Al-Majidiyah menyediakan pilihan ekstrakulikuler yang bisa digeluti para santri, seperti tahsin dan tahfidz Qur’an, takhasus kitab salaf, seni baca Al-Qur’an, khitobah tiga bahasa, praktik ubudiyah, tata boga, menjahit, hadroh, hingga beladiri. 

Sementara itu, untuk meningkatkan kenyamanan, keberadaan Al-Majidiyah telah dilengkapi oleh fasilitas guna menunjang kegiatan santri sehari-hari, seperti laboratorium komputer, Unit Kesehatan Santri (UKS), kantin, koperasi dan perpustakaan yang dimanfaatkan untuk meningkatkan budaya baca dan menulis.  

Sejak 2008 Al-Majidiyah menjadi pusat pendidikan agama yang diasuh oleh KH Muslim Mubarok bin KH Sopandi. Para santri datang dari berbagai daerah, siap ditempa untuk menjadi santri yang berbudi pekerti luhur, berakhlakul karimah, yang kelak dapat mengamalkan ilmunya, agar berguna untuk agama, bangsa dan negara.

(Dari berbagai sumber)

Penulis: Renita
Editor: Agung Gumelar


Pesantren Terbaru