• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

KH Aceng Abdul Mujib Jelaskan Hubungan Pesantren Aswaja dengan NU

KH Aceng Abdul Mujib Jelaskan Hubungan Pesantren Aswaja dengan NU
KH Aceng Abdul Mujib (Foto: NU Online Jabar)
KH Aceng Abdul Mujib (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa barat KH Aceng Abdul Mujib menjelaskan hubungan pesantren dan Nahdlatul Ulama pada acara NU Talk yang tayang di kanal Youtube NU Jabar Channel, Senin (8/2). 

“Ber-NU atau mengikuti lembaga NU itu adalah bukan hanya dianggap suatu hal yang menambah wawasan atau keilmuan berorganisasi, tetapi melihat dari latar belakang berdirinya NU atau didirikannya NU oleh ulama-ulama NU, maka pesantren itu merupakan suatu keharusan, seiring dengan tantangan bahkan ancaman, yang merusak tatanan beragama yang beraqidah Ahlussunnah wal Jama’ah,” katanya.

Lalu, sambungnya, latar belakang NU didirikan adalah untuk mempertahankan, menjalankan bahkan mengembangkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah, maka itu merupakan suatu keharusan pesantren untuk menjadi pengikut Nahdlatul Ulama.

“Bahkan bisa diartikan pondok pesantren yang latar belakangnya itu Ahlusunnah wal Jama’ah yang mengikuti aqidahnya Syekh Abu Hasan Asy’ari atau Abu Mansur al-Ma’turidi bisa dikatakan itu adalah tempat masyarakat yang beragama Islam yang beraqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang itu sifatnya mikro atau kecil. Kalo NU itu adalah tempat umat Islam yang beraqidah mengikuti aqidahnya Syekh Abu Hasan Asy’ari atau Abu Mansur al-Ma’turidi yang besar,” sambungnya. “Jadi, pesantren besar itu adalah Namanya NU,” tutur Kiai Abdul Mujib.

Kiai yang akrab disapa Ceng Mujib juga menjelaskan, pesantren atau kiai yang menjadi pemimpin utama di pesantren itu juga harus memberikan satu penjelasan pentingnya berorganisasi dan memahami tentang NU, terutama sejarah didirikannya NU, agar ke depan para pengikut Ahlussunnah wal Jama’ah semakin terdorong dan termotivasi untuk memperkuat NU yang ruang lingkupnya bukan hanya di Indonesia, melainkan sudah mendunia. 

“Ketika kita berbicara keamanan, bahwa aqidah kita ingin aman, ingin lestari, anak cucu ingin terselamatkan dari kesesatan-kesesatan, maka siapa yang mengganggu aqidah Ahlussunnah wal-Jama’ah, yang membela dan yang memperjuangkannya adalah NU,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ceng Mujib juga menegaskan, satu titik saja diganggu, maka semuanya pasti akan berbicara dan membela.

“Karena betul-betul kita merasakan satu saudara dalam satu wadah,” tegasnya.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru