• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Pesantren

Pengasuh Pesantren Al-Barokah Cikalong Kulon Bicara Aswaja An-nahdliyyah

Pengasuh Pesantren Al-Barokah Cikalong Kulon Bicara Aswaja An-nahdliyyah
Para santri Pesantren Al-Barokah Cianjur (Foto: NU Online Jabar/Wandi)
Para santri Pesantren Al-Barokah Cianjur (Foto: NU Online Jabar/Wandi)

Cianjur, NU Online Jabar
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Barokah Ustadz Asep Hamdun mengatakan, Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja) an-nahdliyyah merupakan falsafah hidup yang membentuk sistem keyakinan, metode pemikiran dan nilai. Dengan cakupan itu, Aswaja an-nahdliyyah menjadi sangat luas dan menyeluruh, sehingga bisa disebut sebagai way of life (cara hidup). 
Menurut Asep Hamdun, Pondok Pesantren Al-Barokah yang lahir tahun 1986 ini dalam mengajarkan santri-santrinya tidak pernah lepas dari amaliah, fikrah, girah dan harakah yang merupakan bukti bahwa pesantren ini tidak meninggalkan prinsip Ahlussunah wal Jama’ah yang dianut Nahdlatul Ulama.

"Amaliah yang biasa kami lakukan seperti ziarah, muludan, rajaban, yasinan, manakiban, barjanji, shalawat dan amaliah lainnya," ujar Ketua Pimpinan Anak Cabang Rijalul Ansor Kecamatan Cikalong Kulon di kediamannya di Pondok Pesantren Al-Barokah Kampung Parasu, Desa Cijagang Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur, Sabtu (23/1).  

Asep Hamdun menambahkan, mengamalkan ajaran Aswaja an-nahdliyyah tidak hanya diniati sebagai ajaran agama, tetapi sekaligus juga dipahami sebagai tradisi dan budaya. Menurutnya, para ulama ketika menyiarkan Islam banyak dilakukan melalui sarana tradisi dan budaya setempat, sehingga agama yang diajarkan bisa diterima di kalangan masyarakat setempat dan diresapi sebagai sarana hidup.

“Ketika agama diletakkan dalam ranah tradisi, maka akan menjadi kokoh. Selama tradisi tersebut tidak bertentangan ajaran agama Islam," terangnya. 

Sebagai contoh tahlilan bagi orang meninggal, yang artinya melakukan amalan untuk mendoakan arwah. Walaupun di kalangan Islam modernis menganggap itu bid’ah. 

“Tetapi orang awam masih merasa harus menjalankan amalan tersebut. Karena ajaran itu juga sudah ada sejak lama dan menjadi tradisi sejak zaman dulu," timpalnya. 

Untuk itu, lanjut Asep Hamdun, Pondok Pesantren Al-Barokah selalu menjaga tradisi agar tetap utuh dan tetap ada. Selama tradisi itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Hal senada juga diungkapkan oleh sesepuh pesantren KH Asep Saepul Millah, keberagaman harus terjaga agar NKRI tetap tegak di bumi pertiwi. 

“Menjaga keutuhan NKRI merupakan kewajiban setiap warga Indonesia termasuk pondok pesantren,” ungkapnya.

Pondok pesantren juga harus menyadari isu pihak yang ingin merongrong NKRI dengan mengatasnamakan agama. 

“Kita sebagai warga Indonesia harus mencintai negara kita dengan berbagai keragaman budaya adat istiadat, agama, etnis yang ada,” ungkapnya.  

Dirinya mengingatkan jangan sampai terpengaruh oleh paham tertentu yang sedang berkembang. Islam Indonesia merangkul, bukan saling memukul, Islam yang ramah bukan marah dan Islam moderat bukan menjerat.   

“Kita sebagai warga pondok pesantren harus mencintai agama kita dan menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan NKRI. Indonesia adalah negara kesatuan. Jangan sampai kita terpecah belah oleh paham tertentu yang ingin menghancurkan keutuhan negara kita," tutupnya.

Pewarta: Wandi Riswannur
Editor: Abdullah Alawi 

 


Pesantren Terbaru