Opini

Gembira Bersama NU

Ahad, 10 Oktober 2021 | 13:00 WIB

Oleh: H Rumadi Ahmad
Sekarang ini kegembiraan itu barang mahal. Orang-orang yang berpunya, rela mengeluarkan jutaan rupiah karena ingin merawat kegembiraan. Kenapa komedian itu mahal harganya? Salah satu sebabnya karena komedian itu bisa mendatangkan kegembiraan. Dengan kegembiraan hidup itu akan ringan. Dengan kebembiraan  hati terasa lapang dań akal sehat akan terus terjaga.

Lihatlah orang-orang yang sudah tidak lagi bisa gembira. Hidupnya menjadi sempit. Hidup harus methentheng dan kaku. Termasuk dalam beragama. Tidak boleh guyon. Hidupnya merasa terancam. 

Salah satu tempat untuk merawat kegenbiraan itu ada di NU. Di dalam NU semua menjadi terasa lucu. Hal-hal yang serius pun diselesaikan dengan cara-cara yang lucu penuh kegembiraan. Orang-orang yang tidak terbiasa bergaul dengan orang NU mungkin akan kaget dengan kelucuan dan kegembiraanya. Itulah sebabnya, komedian pasti suka bergaul dengan orang-orang NU. 

Hal yang paling saya takutkan kalau NU sudah kehilangan selera humor dań kegembiraan.  Jadi, menjelang Muktamar 34 mendatang, biarlah orang lain yang gelisah. Kita sit santai-santai saja. Kalau even muktamar ada riak-riak kecil, ya itu biasa. Dinamika organisasi. Tapi --ini paling serius yang ingin saya ingatkan-- jangan sampai kehilangan kegembiraan. Kalau sampai kegembiraan dan kelucuan diambil orang lain, wah....bisa gawat.

Jadi, mari rawat NU, rawat kegembiraan.

Penulis adalah Ketua PP Lakpesdam PBNU