• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Opini

KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Ada Apa Dengan Ciput?

Ada Apa Dengan Ciput?
Ada Apa Dengan Ciput?
Ada Apa Dengan Ciput?

Seorang guru pelajaran Bahasa Inggris, di sebuah sekolah negeri (bukan sekolah agama), menghukum 14 muridnya dengan menggunduli sebagian rambut bagian atas kepala. Alasannya? Mereka pakai jilbab tapi tidak pakai ciput sehingga rambutnya kelihatan di bagian depan.


Ada apa dengan ciput? Atau pertanyaan lebih dasar lagi: ada apa dengan rambut? Kenapa soal rambut saja menjadi perkara besar?


Sang guru yang bukan mengajar pelajaran agama itu memaksakan pendapatnya dan menggunakan otoritasnya sebagai guru untuk menghukum siswanya dengan cara yang tidak masuk akal dan bikin trauma muridnya. Bahkan kalaupun sang guru menganggap jilbab itu perkara wajib, dalam nash al-Quran dan Hadis tidak ditemui apa bentuk hukumannya di dunia ini. Tidak pula ini masuk ke jinayah (pidana Islam). Berlebihan tindakannya.


Ada satu perintah lain yang sangat penting tapi kita suka lupakan, yaitu “menundukkan pandangan”. QS an-Nur ayat 30: 


...قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا


Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menundukkan pandanganya..’”


QS an-Nur ayat 31:


...وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ


Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menundukkan pandangannya…”


Menundukkan pandangan itu bukan berarti kita melihat ke bawah terus menerus atau memejamkan mata. Tapi bagaimana mengontrol diri untuk tidak memandang lawan jenis dengan pandangan syahwat, pandangan yang melecehkan, dan pandangan yang tidak menghormati orang lain sebagai manusia yang bermartabat.


Bapak dan ibu guru, saat ini lebih mendesak mengajari murid anda untuk menghormati orang lain, apapun pakaian mereka, sikap dan perilaku mereka. Ajarkan bahwa ada orang yang punya definisi aurat yang berbeda, ada yang memilih menutupi auratnya dengan cara pilihan mereka, baik kalian setuju atau tidak, tetaplah kontrol diri kalian, dan hormati pilihan mereka. Jangan lecehkan mereka atau kalian menjadi sok suci. Kontrol diri sesuai perintah Quran di atas.


Percayalah, saat ini kita membutuhkan guru yang berani menekankan dan mengkontekstualisasikan makna ‘menundukkan pandangan’ pada ayat di atas. Dimanapun nanti murid anda berkiprah, lelaki atau perempuan, mereka akan jadi pribadi yang menghormati hak dan pilihan orang lain.


Itu sebabnya aku selalu menghormatimu, sayang.


Nadirsyah HosenRais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School


Opini Terbaru