• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Opini

KOLOM BUYA HUSEIN

Kerakusan Pemimpin Sumber Kehancuran Bangsa

Kerakusan Pemimpin Sumber Kehancuran Bangsa
Kerakusan Pemimpin Sumber Kehancuran Bangsa (Ilustrasi: freepik)
Kerakusan Pemimpin Sumber Kehancuran Bangsa (Ilustrasi: freepik)

Al-Qur'an begitu banyak mengungkapkan sejarah manusia sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Sebagian kisah para nabi itu dikemukakan berulang-ulang. Dan yang menarik, dalam banyak ayat, sering kali Tuhan mengakhirinya dengan kalimat: "apakah kamu tidak memikirkan, merenungkan, memperhatikan atau mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa itu? Tampak dengan jelas bahwa betapa Tuhan ingin mengajarkan kepada manusia tentang pentingnya memikirkan dan merenungkan sejarah kehidupan manusia, lalu mengambilnya sebagai pelajaran yang berharga.
 

Sejarah dengan begitu menjadi salah satu sumber pengetahuan manusia. Sejarah adalah panggung paling representatif untuk memperlihatkan bagaimana manusia mengaktualisasikan dan mengekspresikan dirinya. Dan sejarah manusia selalu menampilkan wajah-wajah manusia yang paradoks: baik dan buruk, baik dan jahat.


Satu dari sekian sejarah manusia yang ditampilkan al-Qur'an adalah kehancuran bangsa-bangsa yang membiarkan para penguasa negeri bertindak korup, hidup mewah, dan menindas rakyat. Al-Qur'an menyatakan:


واذا أردنا أن نهلك قرية امرنا مترفيها ففسقوا فيها فحق عليها القول فدمرنها تدميرا (١٦)


"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)." (QS. al-Israa' [17]: 16)


Pernyataan al-Qur'an tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi kita hari ini bahwa kita memang harus mengangkat pemimpin yang adil agar selamat dari kehancuran dan tidak boleh memilih pemimpin yang zhalim. Ibnu Rusyd mengatakan, "Anna al-hakim azh-zhalim huwa alladzi yahkum ays-sya'ab min ajli nafsihi la min ajli asy-sya'ab." (Pemimpin yang zhalim adalah orang yang memimpin bangsanya dalam rangka mencari keuntungan dan kesenangan bagi dirinya dan bukan demi kepentingan bangsanya).


(KH. Husein Muhammad, "Spiritualitas Kemanusiaan, Perspektif Islam Pesantren" hal. 236-237)


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Opini Terbaru