Obituari

Innalillahi, KH Khoeruman Azam Dewan Kiai Pesantren Manonjaya Tutup Usia

Rabu, 21 Juli 2021 | 07:57 WIB

Innalillahi, KH Khoeruman Azam Dewan Kiai Pesantren Manonjaya Tutup Usia

KH Khoeruman Azam Dewan Kiai Pesantren Manonjaya (Foto: Istimewa)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Dukacita kembali datang dari Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya. Belum genap 40 hari ditinggal pergi KH Oni Fathoni, kini pesantren tersebut kehilangan sosok ulama kharismatik KH Khoeruman Azam bin KH Sambas. Dia mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (20/7) selepas magrib di Rumah Sakit (RS) Jasa Kartini (JK) Kota Tasikmalaya, Rabu, (21/7).

Almarhum merupakan Dewan Kiai sekaligus santri pertama Uwa Khoer Afandi (Pendiri Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya). Semasa hidupnya, ia mendedikasikan dirinya mengajar di pesantren. Bahkan kata KH Ijang Aris Tatolisi, yang juga Dewan Kiai di pesantren itu, almarhum sebagai kiai pertama yang mengajar ilmu falak di Pesantren Manonjaya.

"Kegemaran beliau mengajar ilmu nahwu, sharaf, tafsir, ushul fiqh, tauhid, tasawuf, bahkan beliaulah kiai pertama yang ngajar ilmu falak di pesantren ini," katanya ketika dihubungi.

Bukan hanya itu saja, informasi dari Ajengan Bubung Nizar, alumnus Pesantren Manonjaya bahwa kepedulian almarhum terhadap perkembangan pendidikan dibuktikan dengan mendirikan sebuah Yayasan Pendidikan Islam (YPI) yang diberi nama Yayasan Miftahul Huda Al-Husna. Di yayasan ini almarhum mendirikan pesantren dan SMK Islam di Jl. Sukarindik, RT.02/RW.08, Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.

Di mata santri-santrinya, almarhum dikenal sebagai seorang kiai alim dan penyayang, sikapnya yang bijaksana dan teguh akan kebenaran, menjadi alasan ketakziman mereka.

"Bahasa anu sok emut wae ti mantena mah setiap ngaijazahan doa atanapi wirid, saurna teh 'mun moal diamalkeun bikeun deui ka Uwa Haji' janten urang ge junun dina ngamalkeuna," Kata Ajengan Wahid, alumnus Pesantren Manonjaya yang dulu sempat menimba ilmu dari almarhum.

Pewarta: Ilham Abdul Jabar
Editor: Abdullah Alawi