• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Ngalogat

Sejarah dan Fungsi Gua Safar Wadi Pamijahan

Sejarah dan Fungsi Gua Safar Wadi Pamijahan
Sejarah dan Fungsi Gua Safar Wadi Pamijahan. (Foto: Iqra.id)
Sejarah dan Fungsi Gua Safar Wadi Pamijahan. (Foto: Iqra.id)

Gua menurut IUS (International Union of Speleogy) adalah setiap ruang bawah tanah yang berbentuk lorong-lorong yang dapat ditelusuri/dimasuki manusia. Secara umum, gua didefinisikan terowongan alami yang terbentuk ke dalam bukit atau gunung yang bisa disebabkan oleh erosi air atau sebagainya. 

 

Di Tasikmalaya, Jawa Barat tepatnya di Desa Pamijahan, terdapat gua yang merupakan tapak tilas Syekh H Abdul Qadir Djaelani menerima ijazah ilmu agama dari gurunya yaitu Imam Sanusi yang kini diberi nama Gua Safarw Wadi Pamijahan atau Gua Safar Wadi atau disebut juga Gua Pamijahan. Gua Pamijahan ini terletak di kaki gunung yang terkenal sekarang dengan sebutan “Gunung Mujarod” yang berarti “tempat penenangan” (tempat nyirnakeun manah, dalam bahasa Sunda). Mengapa demikian? Karena di dalam Gua di bawah gunung itulah Syeikh H ‘Abdul Muhyi sering mendekatkan diri (bertaqarrub) kepada Allah SWT, atau dalam bahasa lain bersemedi. 

 

Ada pula yang memberi nama “Gunung Mujarob” yang merupakan serapan dari bahasa Arab artinya “gunung tempat mencoba”. Hal ini sesuai dengan riwayat yang penulis ketahui bahwa Syekh H ‘Abdul Muhyi sebelum menemukan gua tersebut pernah mencoba melaksanakan petunjuk dan perintah dari gurunya dengan menanam padi sebagai ciri adanya Gua. Petunjuk dari gurunya tersebut adalah apabila setangkai biji padi ditanam kemudian hasilnya setangkai pula maka disitulah tempat yang dimaksud. Di Gunung inilah Syekh H. ‘Abdul Muhyi melakukan beberapa kali percobaan dan berhasil menanam sesuai benih padi yang ditanam. 

 

Bila ditinjau dari segi alamiah, gua mungkin juga banyak ditemukan di beberapa tempat. Namun apa yang membedakan gua Pamijahan dengan gua-gua lain? Kenapa gua Pamijahan banyak disenanagi orang? Terdapat apa saja di dalamnya? Dan apa yang menjadi fungsi dari gua Pamijahan itu sendiri? 

 

Penulis mencoba memaparkan keistimewaaan gua Pamijahan ini, yang antara lain luas serta panjang gua yang lumayan panjang; didalamnya terdapat bebatuan yang berkilauan menyambut cahaya lampu yang dibawa para pendatang; terdapat sumber mata air jernih yang biasa disebut air zam-zam Pamijahan dan air kejayaan; terdapat peci haji, yang mana dipercayai apabila kepala para pendatang cukup/pas dengan seukuran peci haji tersebut maka insyaallah orang tersebut akan ditakdirkan berangkat ke tanah suci; 

 

Mengutip dari buku “Sejarah Perjuangan Syekh H. ‘Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan” (hlm. 18-19) karya alm. Drs. H. AA. Khaerussalam (semoga Allah mengampuni segala dosanya) fungsi gua Pamijahan ini berbeda antara masa Syekh H. Abdul Qadir Zaelani sampai masa Syekh H. ‘Abdul Muhyi Waliyullah dan dari masa setelah Syekh H. ‘Abdul Muhyi sampai sekarang. Berikut penjabaran fungsi gua Pamijahan: 

 

1.    Fungsi Gua pada masa Syekh H. Abdul Qadir Zaelani sampai masa Syekh H. ‘Abdul Muhyi 
•    Gua sebagai tempat alamiah langsung ciptaan Tuhan dengan sababiah karamatnya Waliyullah 
•    Gua sebagai tempat beribadat para wali-wali, yang dibuktikan dengan adanya “masjid dan menara” di dalam gua
•    Gua sebagai tempat pertemuan para wali, dibuktikan dengan adanya jalan yang menghubungkan ke Mekkah, Cirebon, Surabaya, dan Banten. 
•    Gua dijadikan sebagai tempat kaderisasi dalam mengembangkan dan menyebarluaskan agama Islam keseluruh penjuru tanah air, dibuktikan dengan adanya tempat pendidikan yang berupa perpustakaan didalam gua. 
•    Gua sebagai tempat Tajrid dan Taqarrub (menyirnakan dan mendekatkan diri) kepada Allah, dibuktikan dengan adanya tempat bersemedi didalamnya. 

 

2.    Fungsi Gua pada masa setelah Syekh H. ‘Abdul Muhyi sampai sekarang 
•    Gua Pamijahan merupakan bukti salah satu ciptaan Allah SWT yang indah dan kokoh
•    Gua sebagai tempat mengenang kembali perjuangan para wali-wali (Auliya) yang dengan tulus menyebarluaskan agama Islam 
•    Gua sebagai salahsatu tempat untuk mendekatkan diri pada Tuhan
•    Gua sebagai tempat mencari keberkahan atau menambah kebaikan (Ziyadatul Khair) atas tapak tilas para wali yang mana didalamnya terdapat mata air yang bisa dibawa pulang oleh para pengunjung.
•    Gua sebagai sosial ekonomi, dalam artian dengan wasilah gua tersebut para penduduk setempat bisa mendapatkan salahsatu rezeki dari Allah SWT.  

 

Gua Pamijahan yang sampai saat ini ramai dikunjungi para pendatang merupakan salahsatu warisan bersejarah yang harus dijaga, dikelola, dan dipublish keberadaannya sehingga para generasi muda berikutnya bisa menapak tilas sejarah dan tidak melupakan perjuangan-perjuangan para syuhada dalam menyebarkan agama Islam. Bagaimanapun, perjuangan para wali patut diacungi jempol sehingga tanpa adanya perjuangan para wali mungkin kita belum berada dijalan yang lurus. Wallahu Aʽlam bishawaab. 

 

Imas Rismawati, Mahasiswa Filologi Universitas Padjadjaran


Ngalogat Terbaru