• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Ngalogat

Menelusuri Jejak Peradaban, Menegaskan Peran Santri sebagai Jurnalis Penjaga Warisan Budaya Nusantara

Menelusuri Jejak Peradaban, Menegaskan Peran Santri sebagai Jurnalis Penjaga Warisan Budaya Nusantara
Masjid Sang Cipta Rasa, Cirebon (Foto: dokumentasi pribadi)
Masjid Sang Cipta Rasa, Cirebon (Foto: dokumentasi pribadi)


Para wali atau ulama leluhur kita berhasil menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara berhadapan dengan Majapahit, Sriwijaya, tanpa kekerasan. Menunjukkan Islam itu berperadaban, bermartabat, disiplin, dan bersih penampilannya. 


Bukti dari keberadaban Islam ini dapat ditemukan dalam warisan bersejarah, seperti museum dan masjid-masjid bersejarah. Semoga warisan ini dapat menginspirasi lahirnya generasi yang berkebudayaan dan mencintai keberagaman budaya Nusantara.


Genap sebulan sudah, penulis menyambangi beberapa masjid yang tak hanya memiliki arsitektur unik tetapi juga memiliki muatan nilai sejarah di masa lampau misalnya, Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang merupakan salah satu bangunan peninggalan Kerajaan Cirebon. Masjid Merah Panjunan di kawasan Kampung Arab, Cirebon yang merupakan masjid bersejarah peninggalan Syekh Syarif Abdurrahman atau dikenal Pangeran Panjunan dan Masjid Pusaka Gerilya di Sumber, Cirebon yang pada masa penjajahan dijadikan tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan. 


Di tengah tantangan sejarah berskala peradaban, sudah sepatutnya generasi muda bangsa Indonesia harus bersedia mengenal peradaban sejarahnya. Dengan spirit pengabdian, pesantren dan santri mesti memacu kinerja serta pengamalan ilmunya untuk mencetak jurnalis santri. Mari generasi muda NU (Nahdlatul Ulama) ini waktunya untuk memperkaya landasan keberagaman dalam bingkai sejarah besar perjalanan NU. 


Mengingat perayaan Harlah Ke- 101 NU 16 Rajab 1445 H. Sebagaimana tema Harlah Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun ini; Memacu Kinerja Mengawal Kemenangan Indonesia. 


Kaum santri dapat dikatakan sebagai ‘Pengendali Peradaban’ - mengawal peradaban serta mengawal kemenangan Indonesia. Peran santri sejak sebelum meraih kemerdekaan-hingga kini tidaklah luput dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. 


Daya semangat juang yang begitu tinggi dalam membela kebenaran pun telah menjadi senjata utama dalam berjuang meraih kemerdekaan di kala itu. Di kalangan pesantren dan ulama nusantara, prinsip Al-muhafadhah ala al-qadim as-shalih wa al-akhdu bi al-jadidi al-ashlah, inilah yang menjadi identitas diri santri. 


Adapun peran santri dalam membangun narasi peradaban melalui literatur maupun khazanah sejarah. Dengan menelusuri kembali jejak-jejak sejarah kelak dapat mewujudkan generasi insan kamil yang bermoral, berkarakter islami dan berkebudayaan. 


Sejarah telah mencatat baik itu diakui atau tidak pun bahwa peranan pesantren, ulama, dan santri telah berkontribusi besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia serta menjaga keutuhan dan kedaulatan Republik Indonesia. Sedangkan pesantren-pesantren merupakan simpul peradaban nusantara, termasuk juga masjid-masjid bersejarah yang ada di Cirebon, Jawa Barat. 


Dan santri adalah penguat kesatuan nasional. Para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemenangan bangsa hingga masa mendatang. Dengan melihat realitas sosial dewasa ini, santri yang juga merupakan agen perubahan dan penerus bangsa dituntut untuk terbuka dengan tantangan zaman.


Santri di zaman ini harus bisa menjadi penggerak kemajuan dan pendobrak peradaban bangsa. Fokus utamanya dalam hal jurnalistik, santri harus peduli literasi sekaligus menjadi penggiat media sebagai bentuk syiar Islam. 


Abdul Majid Ramdhani, Penulis Buku Jurus Nulis Anak Milenial (Jurnal), Penulis Santri Milenial.
 


Ngalogat Terbaru