Rudi Sirojudin Abas
Kontributor
Al-Waktu Kassaif: Waktu adalah ibarat pedang. Demikianlah pepatah Arab yang mengingatkan kepada kita akan pentingnya memperhatikan keberadaan waktu. Waktu diibaratkan pedang karena sifatnya yang cepat bagaikan kilat. Oleh karena itu, siapa saja orangnya yang ingin hidup bermakna maka ia harus benar-benar mampu mencermati keberadaan waktu.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada persoalan waktu, entah itu untuk memenuhi kewajiban atau hanya sekedar untuk memanfaatkannya. Namun, bagi orang yang memiliki orientasi hidup yang jelas, mencermati waktu akan menjadi satu keharusan. Hal ini dimaksudkan untuk menggapai suatu tujuan yang dicita-citakan berhasil. Tak sedikit dari mereka yang begitu cermat menghargai, mencermati waktu, kemudian hidupnya menjadi bermakna meskipun kadang terkungkung oleh waktu.
Baca Juga
Mas Chozin yang Saya Kenal
Manusia yang mampu menghargai waktu, hidupnya akan terarah. Ia akan selalu memandang masa di depan menjadi suatu yang mesti dihadapinya. Ia akan terus memusatkan perhatiannya agar apa yang direncanakannya dapat terlaksana dengan baik. Sementara, waktu yang telah terjadi akan dipandangnya sebagai satu catatan penting. Ia akan terus mawas diri, dan mampu mengintropeksi diri atas apa yang telah dilakukannya.
Setiap keberhasilan maupun kegagalan bagi manusia yang mampu mencermati waktu tidak akan dipandang sebagai akhir dari segalanya. Ada ungkapan kitab suci yang menyebutkan, faidza faragta fanshob: "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS al-Insyirah [94]: 7). Ayat ini mengandung arti bahwa apapun dari setiap pekerjaan pada hakikatnya adalah sebuah hasil dari kerja nyata. Keberhasilan menjadi sebuah bentuk kesuksesan yang nyata, sementara kegagalan menjadi sebuah kesuksesan yang tertunda.
Oleh karena itu, dalam memandang dua realita yang ada (kesuksesan dan kegagalan), manusia yang mampu menghargai waktu akan menyikapinya dengan bijak. Ia pada satu waktu akan memosisikan dirinya sebagai orang lain yang juga mementingkan keberadaan waktu, sehingga sikap yang muncul dalam menyikapi perbedaan adalah optimisme.
Pepatah Arab di atas dapat menjadi semacam pengingat bagi manusia yang ingin hidupnya bermakna. Manusia bermakna yakni manusia yang memiliki kebermanfaatan, baik bagi dirinya maupun manusia lain. Pepatah Arab di atas juga selaras dengan isi teks kitab suci yang menyebut bahwa orang yang beruntung yakni orang yang mampu menggunakan waktu untuk kebaikan (QS al-Ashr).
Setiap suku bangsa di dunia mempunyai falsafah yang sama terkait pentingnya dengan memaknai waktu. Di Sunda ada pepatah miindung ka waktu, mibapa ka jaman. Dalam kehidupan modern, ada istilah time is money. Falsafah-falsafah yang ada itu mempunyai arti yang sama. Intinya sama yakni keberhasilan dan kesuksesan setiap manusia tergantung pada sejauh mana manusia itu mampu mencermati dan menggunakan waktu dengan sebaik mungkin.
Baca Juga
Perempuan Lebih dari Sekadar Berkebaya
Sikap mencermati dan menghargai waktu tidak hanya digunakan untuk kepentingan dunia saja, melainkan juga akhirat. Banyak ayat Al-Qur'an yang menyebut betapa pentingnya memannfaatkan waktu. Ada ayat pada QS al-Hasyr [59]: 18 yang menekankan pentingnya persiapan menuju kehidupan akhirat. Pada ayat yang lain, Allah SWT banyak menggunakan sumpah menggunakan waktu. Demi waktu fajar (QS al-Fajr [89]), Demi Matahari (QS as-Syams [91]), Demi Malam (QS al-Lail [92]), Demi Waktu Dhuha (QS ad-Dhuha [93]), dan Demi Masa (QS al-Ashr [103]) menjadi bukti betapa pentingnya menghargai waktu.
Akhirnya, konsep waktu sebenarnya dari masa ke masa tidak ada perubahan. Kebutuhan dan dinamika kehidupanlah yang mengalami perubahan. Namun bagi mereka yang hidup dengan mementingkan waktu, hidupnya jelas tidak akan dibuatnya sia-sia, melainkan akan dibuatnya bermakna dan bermanfaat. Jika hal ini terjadi, artinya mereka yang demikian itulah manusia yang telah mampu mencermati dan memaknai waktu sebagai mana mestinya.
Wallahu'alam
Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga pendidik
Terpopuler
1
Nekat Berhaji Tanpa Visa Resmi, WNI Terancam Dideportasi dan Dilarang Masuk Arab Saudi 10 Tahun
2
KH Aceng Aam Sebut Anak Terbaik Adalah yang Melebihi Orang Tuanya dalam Kebaikan
3
Shalawat Haji Karangan KH M Nuh Addawami Mustasyar PBNU Asal Garut
4
Peringati Harlah ke-91, GP Ansor Kertasemaya Gelar Tasyakuran dan Halal Bihalal
5
PCNU Cianjur Bersama Kemenag dan BPN Gelar Sosialisasi Sertifikasi Tanah Wakaf
6
Penerima Beasiswa Pascasarjana Pergunu Depok Jalani Ujian Tesis di Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto
Terkini
Lihat Semua