Perempuan Lebih dari Sekadar Berkebaya
Selasa, 22 April 2025 | 12:16 WIB
NADIRSYAH HOSEN
Kolomnis
Setiap 21 April, banyak dari kita merayakan Hari Kartini dengan berkebaya. Anggun, tentu. Sarat makna, jelas. Kebaya adalah warisan budaya tenunan kasih ibu, jahitan sejarah, sulaman identitas perempuan Nusantara. Tapi cukupkah?Â
Kartini tidak dikenang karena pakaiannya, melainkan karena pikirannya. Ia menulis dalam sepi, melawan gelap dengan pena, menggugat nasib dengan suara nyaris tak terdengar. Maka tugas kita kini bukan sekadar melestarikan bentuk, tapi meneruskan semangatnya: bahwa perempuan berhak berpikir, bermimpi, menentukan hidupnya.
Saya punya kawan perempuan yang tiap hari berkebaya. Tapi ia kerap gusar jika melihat perempuan berkebaya mengenakan jilbab. âBudaya jangan dicampur dengan agama,â katanya.
Sebaliknya, seorang kawan lain yang berjilbab panjang protes ketika melihat perempuan berjilbab memakai kebaya. âTerlalu menonjolkan lekuk tubuh,â ujarnya. âAgama jangan dikompromikan dengan budaya.â
Keduanya, walau berbeda, sama-sama berangkat dari asumsi bahwa budaya dan agama saling bertentanganâseakan tak mungkin berdamai dalam satu tubuh perempuan. Padahal bukan itu semangat yang hendak dihembuskan Kartini.
Baca Juga
Apa Makna Keyakinan di Era Digital?
Kepada Ny. Abendanon, Kartini menulis bahwa ia ingin perempuan pribumi bebas dari kungkungan tradisi, tapi tak tercerabut dari akar. Ia tak ingin benturan, melainkan dialogâantara adat dan kemajuan, antara iman dan kebebasan.
Kartini adalah jembatan, bukan pagar. Ia tahu dunia bergerak maju, dan perempuan tak boleh dipaksa memilih antara masa lalu dan masa depan.
Maka di Hari Kartini ini, mengenakan kebaya boleh. Merawat budaya itu baik. Tapi jangan berhenti di situ. Karena menjadi perempuan merdeka bukan soal kain apa yang membalut tubuhmuâtapi pikiran apa yang kau perjuangkan, dan nilai apa yang kau bawa maju. Dan di sanalah, Kartini masih hidup.
Untuk lelaki, kaum âKartonoâ, berhentilah menilai perempuan hanya dari pakaiannya. ok bro?
Nadirsyah Hosen
Terpopuler
1
Memahami Makna Hari Arafah, Hari Kedua Puncak Ibadah Haji
2
Khutbah Jumat Dzulhijjah: Makna Syukur dan Ketakwaan dalam Kurban
3
Dari Takbir hingga Shalat Ied, Berikut 7 Amalan Lengkap pada Hari Raya Idul Adha
4
Jelang Timnas Indonesia Hadapi China di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Usung Optimisme Tinggi
5
Ketua PCNU Pangandaran Ajak Umat Maknai Idul Adha dengan Kepedulian Sosial
6
PCNU Kota Bogor Dukung Program Barak Militer Siswa, Asal Libatkan Ulama dan Nilai Keagamaan
Terkini
Lihat Semua