• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Ngalogat

Makam Keramat

Makam Keramat di Garut, Mama Baros Cukangkawung Tarogong (1)

Makam Keramat di Garut, Mama Baros Cukangkawung Tarogong (1)
Makam Keramat di Garut, Mama Baros Cukangkawung Tarogong (Foto-NUJO)
Makam Keramat di Garut, Mama Baros Cukangkawung Tarogong (Foto-NUJO)

Oleh Rudi Sirojudin Abas
Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang kaya akan tempat-tempat makam penziarahan yang dikeramatkan. Hampir di seluruh wilayah Kabupaten Garut, mulai dari ujung utara hingga ujung selatan, serta dari ujung timur hingga ujung barat tersebar makam-makam para tokoh penyebar agama Islam. Sedikitnya terdapat sembilan makam tempat penziarahan utama di Kabupaten Garut selain dari penziarahan-penziarahan keramat yang lainnya.


Sembilan tempat penziarahan keramat itu adalah: 1) Makam Sunan Cipancar (Prabu Wijaya Kusumah) di Kampung Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kecamatan Limbangan; 2) Makam Eyang Panembong di Kampung Ciela, Desa Ciela, Kecamatan Bayongbong; 3) Makam Raden Kian Santang di Kampung Godog, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karang Pawitan; 4) Makam Syekh Abdul Jalil di Kampung Dukuh, Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet; 5) Makam Sembah Dalem Arif Muhammad di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles; 6) Makam Eyang Haji di Mulakeundeu, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sucinaraja; 7) Makam R.A. Adiwijaya (Bupati Pertama Kabupaten Garut) di Kampung Sanding, Desa Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota; 8) Makam Syekh Muhammad Ja’far Shidiq (Sunan Haruman/Embah Wali Cibiuk) di Kampung Kilanjung, Desa Cipareuan, Kecamatan Cibiuk; dan 9) Makam Rd. Wangsa Muhammad (Pangeran Papak) di Kampung Cinunuk, Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja.


Selain sembilan tempat penziarahan di atas, terdapat pula satu makam keramat yang dijadikan tempat penziarahan oleh masyarakat dari dalam maupun dari luar wilayah Kabupaten Garut. Tempat penziarahan yang dimaksud adalah Makam Keramat Syekh Haji Muhammad Arif bin Abdul Wahab atau yang lebih dikenal dengan Mama Baros yang beralamat di Kampung Cukangkawung, Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.


Ada dua pilihan akses menuju makam Mama Baros. Pertama, bagi mereka yang datang dari arah Jakarta-Bandung, setelah sampai di daerah Nagreg Bandung, dapat mengambil jalur Garut-Kadungora-Leles menuju alun-alun Tarogong Garut. Sesampai di alun-alun Tarogong Garut, kemudian ke sebelah kanan mengambil arah menuju jalan Samarang-Garut. Tidak jauh dari pertigaan Samarang-Garut, sejauh 2 KM kemudian sampailah di Kampung Cukangkawung, Sirnajaya, Tarogong Kaler, tepat di sebelah kanan jalan raya Samarang-Garut. Di sana terdapat tanda (arah panah) petunjuk untuk sampai ke makam keramat Mama Baros.


Bagi mereka yang datang dari arah Jakarta-Bandung pun, sesampai di alun-alun Tarogong Garut, ke sebelah kanan dapat mengambil arah menuju jalan Rancabango. Kemudian lurus ke arah barat hingga sampai di Kampung Cibolerang, Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler, tepat di Pondok Pesantren Mukhtarul Huda. Sesampai di Pondok Pesantren Mukhtarul Huda, kemudian menyusur sawah sejauh 500 meter menuju wilayah Lamping hingga akhirnya tiba di makam keramat Mama Baros.


Sementara, bagi mereka yang datang dari arah Jawa, Ciamis, dan Tasikmalaya melalui jalur selatan, sesampai di pusat kota Garut, dapat mengambil arah jalan Cimanuk atau jalan Pembangunan (RSU Garut) menuju kawasan tugu Simpang Lima Garut. Sesampai di kawasan Simpang Lima Garut, kemudian dapat mengambil arah jalan menuju Samarang-Garut hingga kemudian tiba di Kampung Cukangkawung, Sirnajaya, Tarogong Kaler, tempat makam keramat Mama Baros.


Makam Mama Baros Sebagai Makam Keramat


Makam keramat Mama Baros mempunyai ciri sebagai makam keramat sebagaimana halnya makam-makam keramat yang lainnya. Pertama, tempat makamnya berada di lereng atau di kaki bukit yang dikitari pohon-pohon besar yang usianya puluhan bahkan hingga ratusan tahun. Kedua, sebelum sampai ke makam utama, biasanya di dahului oleh pemakaman umum. Ketiga, di sekitar makam biasanya terdapat sumber mata air yang dikenal dengan ‘ci (cai) kahuripan’. Keempat, terdapat juru kunci/juru doa (kuncen) sebagai penjaga makam yang memberi izin boleh tidaknya berziarah. Kelima, makam utama biasanya diapit atau dikelilingi oleh makam-makam keturunannya dengan jumlah yang khas, yaitu antara lima, tujuh, atau sembilan makam. Keenam, bangunan makam utama biasanya terpisah, dibatasi dengan bentuk bangunan atau pagar yang diberi (ditutupi) dengan kain kelambu berwarna putih. Dan ketujuh, di sebelah makam utama biasanya terdapat masjid atau mushala yang selain dijadikan sebagai tempat shalat, juga sebagai tempat menginap para peziarah dari luar kota. 


Jika mengamati makam keramat Mama Baros, kesemua ciri makam yang telah disebutkan di atas dapat ditemukan di makam keramat Mama Baros. Dengan demikian, makam keramat Mama Baros dapat teridentifikasi sebagai makam yang benar-benar makam keramat.


Penulis adalah Warga NU, peneliti Makam Keramat.


Ngalogat Terbaru