Oleh H Heri Kuswara
Media sosial yang lebih familier dikenal dengan sebutan medsos adalah entitas terkuat, terhebat dan terdahsyat di muka bumi ini. Publikasi yang terus menerus (divirakan), penciptaan opini publik yang masif, headline news yang menarik menjadikan media sosial dapat mengontrol dan mengubah hati dan pikiran manusia.
Jutaan manusia didunia terhipnotis dan tersugesti dengan informasi yang pubikasinya maha dahsyat di media sosial dan kebanyakan dari kita tak sempat lagi berpikir rasional dan objektif, dan tak sempat lagi memfilterasi mana informasi yang baik dan benar, karena apa pun itu yang ada di media sosial semestinya wajib baik dan benar bukan hanya benar saja atau hanya baik saja.
Lebih jauh dari itu, media sosial saya katakan sebagai senjata terbaik dan terampuh saat ini bagi siapapun yang mengoptimalkan peran dan fungsinya dan untuk kepentingan apapun. Bagus jika itu semua dilakukan untuk kemanfaatan dan kemaslahatan umat, malapetaka dan musibah besar bagi dunia jika digunakan untuk berbagai tindak kejahatan di dunia maya (cyber crime).
Sebagai kader Nahdliyin, cerdas memahami dan terampil menguasai media sosial adalah sebuah kewajiban. Islam Nusantara merupakan identitas Nahdliyin yang sangat kompatibel dalam perubahan yang sudah, sedang, dan akan terjadi termasuk perubahan dan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menciptakan media sosial sebagai salah satu “mahkluk” terkuat di muka bumi ini.
Kader Nadhliyin harus cerdas menggunakan dan mengelola berbagai jenis media sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, Pinterest, komunitas online (forum), dll. Cerdas dalam bermedia sosial merupakan bagian dari kemampuan kader Nahdliyin dalam menguasai digital literacy.
Cerdas dalam digital literacy merupakan jawaban atas prinsip sensitivitas perubahan (sense of change) sehingga ada kaidah “perubahan hukum diniscayakan seiring perubahan waktu dan tempat” (taghayyur al-ahkam bi taghayyur al-azman wa al-amkinah).
Terdapat tiga literasi dalam media sosial yang wajib dikuasai oleh kader Nahdliyin yaitu information literacy. Artinya setiap kader Nahdliyin wajib cerdas mensortir dan memfilterasi informasi sehingga informasi yang diterima atau dikirimkan di dalam media sosial adalah informasi yang baik dan benar. Selain itu seorang kader Nahdliyin wajib cerdas mengolah dan mengelola data menjadi informasi yang baik dan benar dan tentunya diviralkan melalui media sosial agar bermanfaat dan maslahat untuk umat.
Selanjutnya adalah media literacy. Kecerdasan mengelola media terutama berbagai jenis media sosial adalah keharusan bagi kader Nahdliyin dalam menyampaikan informasinya sehingga informasi yang ditampilkan tampak menarik, eye cactching dan tampilannya mampu mempengaruhi banyak orang.
Terakhir adalah technology literacy yaitu kemampuan/kecerdasan dalam menggunakan dan mengelola teknologi informasi dan komunikasi terkini. Seorang kader Nahdliyin wajib cerdas dan terampil menggunakan berbagai jenis teknologi informasi dan teknologi komunikasi sebagai alat atau media utama dalam mempublikasikan atau memviralkan informasi ke dunia.
Agar terhindar dari berbagai jenis kejahatan dunia maya (cyber crime), kunci Sukses kader Nahdliyin untuk menjadi pegiat di media sosial dengan melakukan digital citizenship yaitu:
Pertama, be safe: protect yourself and others. Artinya adalah dalam aktif di media sosial kita wajib melindungi diri, keselamatan diri dan orang lain. Menjaga nama baik diri dan orang lain adalah hal yang pertama dan utama dilakukan kader Nahdliyin dalam bermedia sosial.
Kedua, be savvy: educate yourself and others. Artinya adalah bahwa seorang kader Nahdliyin harus mampu menjadikan media sosial sebagai sarana untuk belajar, mencari ilmu, pengetahuan dan informasi yang baik, benar dan bermanfaat juga dalam rangka sharing knowledge, mengajarkan dan mendidik orang lain.
Ketiga, be social: respect yourself and others. Menjadi pegiat media sosial, kader Nahdliyin wajib memiliki rasa kepedulian sosial dan empati yang sangat tinggi kepada sesama. meskipun orang yang membutuhkan pertolongan atau bantuan tidak kita kenal hanya mendapatkan informasi dari media sosial.
Demikian paparan singkat tentang pentingnya kader Nahdliyin bermedia sosial.
Penulis adalah anggota Dewan Redaksi NU Online Jabar
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Kerja Sama NU dan ATR/BPN Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf di Jawa Barat
4
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
5
Khutbah Jumat: Cemas Amal Ibadah Tidak Diterima
6
NU Depok Peduli Kembali Bergerak, Siapkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam
Terkini
Lihat Semua