• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Ngalogat

Jumatan di Masjid Aswaja Chiang Mai

Jumatan di Masjid Aswaja Chiang Mai
Masjid Hidayatul Islam Banhaw, Chiang Mai, Thailand (Foto: Iip Yahya)
Masjid Hidayatul Islam Banhaw, Chiang Mai, Thailand (Foto: Iip Yahya)

Hari Jumat ini, saya berkesempatan menunaikan salat bersama jamaah muslim Thailand. Kebetulan selama lima hari (15-19 November 2023), saya memenuhi undangan MDIF untuk mengikuti pertemuan jurnalis global di Chiang Mai, Thailand. Saya mewakili NU Online Jabar sebagai satu-satunya sub-domain media berbasis Islam yang menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama.


Begitu turun dari pesawat saya langsung aktivasi kuota-roaming dan menyesuaikan lokasi pada NU Super Apps. Namun prosesnya sedikit bermasalah dan baru setibanya di hotel dan mendapatkan wifi, lokasi baru langsung ditemukan. Saya berada di sub-distrik Chang Khlan. Selain memeriksa jadwal salat, saya juga memastikan arah kiblat di kamar hotel. 


Dari kawan yang sudah beberapa kali ke Chiang Mai, saya mendapatkan informasi bahwa ada masjid yang tak jauh dari hotel. Jam 11.15 saya berangkat ke Masjid Hidayatul Islam yang berjarak sekitar 1 kilometer. 

Papan informasi petunjuk menuju Masjid di Chiang Mai
Papan informasi petunjuk arah menuju Masjid di Chiang Mai, Thailand


Ternyata saya datang paling awal. Masjid yang terletak di jalan Charoenprathet Lane 1 itu masih lengang. Bangunannya cukup megah dan dilengkapi area parkir yang lumayan luas. Terletak di area pasar malam yang sangat hidup di kawasan Chiang Mai. 

Masjid Hidayatul Islam Banhaw, Chiang Mai Thailand
Masjid Hidayatul Islam Banhaw, Chiang Mai Thailand


Waktu salat Jumat agak mundur dari waktu zuhur, sekitar 30 menit. Azan awal dikumandangkan dengan speaker dalam pada 12.30 setelah sebelumnya ada sambutan dari pengurus masjid. Beberapa menit lewat dari jam 13.00, khatib yang memakai jubah putih dan serban naik mimbar dengan memasang tongkat sampai khutbah berakhir. Tidak ada pembacaan hadis dari riwayat Abu Hurairah. Setelah salam diucapkan, azan kedua terdengar lirih dengan cengkok Thai yang khas. 

 
Saat khutbah
Khatib saat khutbah di depan jamaah


Sepanjang khutbah saya hanya bisa mengira-ira materi yang disampaikan. Semuanya dalam bahasa Thailand yang tidak saya kuasai. Di awal khutbah, bacaan khatib sangat fasih sampai ia mengucapkan, "Ittaqullah haqqo tuqatih". Cukuplah bagi saya memahami seluruh rukun khutbah sampai mengaminkan doa di bagian akhir. Untunglah saya tidak membaca amin dengan keras, karena jamaah lain juga hanya mengaminkan doa dalam hati masing-masing. 


Iqamah dibacakan dengan pelan. Persis seperti bacaan azan ditambah kalimat, "Qod qomatis sholah". Lalu sesepuh yang sama-sama berjubah putih, maju menjadi imam. Tanpa membaca basmalah secara keras, ia memulai dengan membaca, "Alhamdulillah ... "


Ritual jumatan di Ching Mai ini mengingatkan saya pada jamaah hanafiyah di Masjid Bangladesh di Huntingdale, Melbourne. Tak ada perbedaan yang mengagetkan dan saya bisa menjalani salat dengan nyaman. 


Chiang Mai adalah kota yang ramah turis. Tenang dan nyaris tak ada kemacetan. Jalanan cukup lebar dan lengang. Tidak bayak bangunan menjulang tinggi, kecuali sejumlah hotel. Bandaranya tampak sederhana dengan layanan yang cepat. Dan semuanya bersih terawat. Kota ini menjadi tujuan turis mancanegara. Sekarang mulai dijadikan kantor berbagai LSM internasional. Selain kotanya yang tenang, biaya hidup yang murah juga menjadi alasan.  Pasar malam menjadi tujuan turis yang paling populer. Selain menjual aneka kuliner, banyak pilihan fashion dengan harga terjangkau. Dan tentu saja aneka pijat tradisional khas Thailand, mudah ditemukan. 


Walhasil, dengan NU Apps di gawai saya, perjalanan kali ini sangat lancar dan nyaman. Sekalipun tak terdengar azan setiap waktu salat, saya tidak mengalami kesulitan menunaikan ibadah harian. 


Sudahkah Anda mengunduh NU Apps


Iip Yahya, Direktur Media Center PWNU Jabar.


Ngalogat Terbaru