Gus Yahya Respons Wacana Pendanaan MBG Melalui Zakat: Perlu Kajian Lebih Lanjut Karena Kategori Penerima Zakat Sudah Ditentukan
Selasa, 14 Januari 2025 | 10:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menanggapi wacana pendanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa melalui dana zakat yang dikeluarkan oleh lembaga Zakat, Infak, dan Shodaqoh (ZIS). Gus Yahya menilai bahwa pendanaan tersebut perlu kajian lebih lanjut, mengingat penerima zakat sudah memiliki kategori tertentu dalam aturan agama Islam.
Perlunya Kajian Mendalam Terkait Penerima Zakat
"Zakat harus dikaji lagi yang nerima siapa dulu nih? Kalau dikhususkan untuk anak-anak miskin itu bisa, kalau umum dan untuk semua orang nah ini untuk zakat ini harus lebih hati-hati," ujar Gus Yahya dalam konferensi pers penandatanganan nota kesepahaman pendirian Pusat Komunitas Tangguh dan Kewirausahaan Sosial di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (13/1/2025) seperti dikutip dari laman NU Online.
Wacana pendanaan MBG ini muncul dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Najamuddin yang menilai bahwa dana pemerintah belum cukup untuk menjalankan program unggulan pemerintahan Prabowo.
Penerima Zakat Perlu Disesuaikan dengan Asnaf yang Berhak
Menurut Gus Yahya, perincian penerima zakat perlu dikaji secara serius oleh pemerintah agar sesuai dengan asnaf yang berhak menerima zakat. "Ini harus diterima oleh kelompok-kelompok spesifik yang di dalam wacana MBG sebagai asnaf yang menjadi target yang diperbolehkan menerima zakat," jelasnya.
Selain itu, Gus Yahya juga melihat adanya potensi dana lain yang dapat digunakan untuk membiayai MBG, yaitu infak dan shodaqoh. Kedua sumber dana ini, menurutnya, memiliki aturan yang lebih longgar dibandingkan dengan zakat.
Instruksi kepada LAZISNU untuk Program MBG
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menginstruksikan Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Shodaqoh (LAZISNU) untuk mengembangkan program-program yang memiliki tujuan serupa dengan MBG. "Program-program peningkatan gizi untuk siswa jadi yang sekarang sudah kami order ke LAZISNU dan sedang dikerjakan oleh LAZISNU, desain untuk memberikan gizi tambahan bagi siswa-siswa," ujarnya.
Saat ini, Gus Yahya telah mempelajari beberapa daerah yang menjadi area kerja produktif LAZISNU untuk memberikan tambahan asupan gizi seperti susu, telur, dan kacang hijau kepada siswa. "Tambahan gizi seperti itu bisa sangat memungkinkan," singkatnya.
Kerja Sama MBG dengan PBNU
Gus Yahya juga menegaskan bahwa pihaknya masih berkomunikasi intensif dengan penyedia MBG, seperti Badan Gizi Nasional dan pemerintah lainnya. Beberapa pesantren telah dijadikan percontohan untuk program ini, dan kedepannya diharapkan dapat melibatkan UKM di lingkungan NU dalam pengadaan bahan makanan dan distribusinya kepada siswa dan santri.
Terpopuler
1
Pelunasan Haji Khusus 2025 Memasuki Hari Keempat, Kuota Terisi Hampir 50%, Masih Dibuka hingga 7 Februari
2
LAZISNU Depok Resmi Jadi Percontohan dalam Program Koin Digital NU
3
3 Peristiwa Penting di Bulan Syaban, Bulan Pengampunan dan Rekapitulasi Amal
4
IPNU-IPPNU Kabupaten Tasikmalaya Gelar Diklat Aswaja, Perkuat Pemahaman Keaswajaan Pelajar NU
5
Menjaga Warisan Gus Dur: Alisa Wahid dan Tantangan Toleransi di Indonesia
6
Hasil Bahtsul Masail Kubro Putri se-Jabar di Pesantren Sunanulhuda 2025 terkait Hukum Sungkem dan Mushofahah kepada Guru, Download di Sini
Terkini
Lihat Semua