• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Nasional

Muktamar Lampung

KH Imam Aziz: Kemandirian Akan Sulit Terwujud Jika SDM Tidak Melakukan Transformasi yang Cukup

KH Imam Aziz: Kemandirian Akan Sulit Terwujud Jika SDM Tidak Melakukan Transformasi yang Cukup
Menuju 100 Tahun, Kemandirian Sosial-Ekonomi Jadi Agenda Besar di Muktamar NU
Menuju 100 Tahun, Kemandirian Sosial-Ekonomi Jadi Agenda Besar di Muktamar NU

Jakarta, NU Online Jabar
Penyelenggaraan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan diselenggarakan di Provinsi Lampung pada 23-25 Desember mendatang memiliki tema Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia. Di usia yang hampir satu abad, NU telah memiliki berbagai capaian yang luar biasa, di antaranya yakni terkait pemikiran dan praktik politik kebangsaan, serta mendirikan pendidikan yang berbasis pada nilai Ahlussunnah wal Jamaah. 

Ketua Organizing Committee (OC) Muktamar ke-34 NU KH Imam Aziz mengatakan, ada beberapa persoalan yang masih tersisa. Menurutnya, aspek sosial-ekonomi yang masih terasa ada ketimpangan, sehingga inilah yang menjadi agenda besar NU menuju 100 tahun pertama, seperti yang dilansir dari NU Online.  

“Itu (sosial-ekonomi) sampai sekarang masih menjadi problem besar bagi kita, terutama bagi warga NU,” ujar Kiai Imam Aziz saat menghadiri Diskusi Menuju Muktamar ke-34 NU yang digelar oleh NU Online bekerja sama dengan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Rabu (10/11).

Persoalan pertama NU untuk menuju kemandirian sosial-ekonomi itu berada pada sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan bisa menjadi pendorong atau pengungkit bagi kemajuan. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu prasyarat untuk kemandirian.

“Kemandirian tidak akan mungkin terwujud kalau sumber daya manusianya itu belum melakukan transformasi yang cukup. Mohon maaf, kalau kita kaitkan dengan prasyarat kedua yaitu penguasaan teknologi, maka kita masih juga sangat lemah di situ,” terang Kiai Imam.

Kiai yang juga selaku salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu juga beranggapan bahwa SDM NU yang selama ini dimiliki mulai dari pesantren, madrasah-madrasah, dan berbagai perguruan tinggi masih belum mampu menjadi penopang terhadap penguasaan pengetahuan dan teknologi yang dipersyaratkan bagi kemandirian.  

Selain itu, persoalan selanjutnya yang juga sekaligus sebagai prasyarat kemandirian adalah terkait akses terhadap jaringan dan permodalan. Hal ini berlaku juga untuk semua pihak, tidak hanya soal internal masyarakat NU. Artinya, berkaitan pula dengan negara yang telah dibentuk secara bersama-sama, termasuk NU di dalamnya, tetapi di dalam implementasinya mulai dari Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 kemudian melahirkan UU, hingga berbagai peraturan yang ada, masih belum bisa terakses dengan baik bagi proses demokratisasi ekonomi.

“Sehingga kita masih melihat ketimpangan-ketimpangan dan tampaknya ini harus ada upaya keras. Di satu sisi NU sendiri harus melakukan transformasi-transformasi yang diperlukan,” ungkapnya.

Kemudian, berbagai transformasi yang diperlukan untuk mencapai kemandirian menuju 100 tahun pertama itu antara lain peningkatan SDM warga NU, penguasaan teknologi, akses terhadap modal, dan akses terhadap agraria.

“Semuanya bukan kita yang menguasai. Tetapi lebih kepada kelompok lain yang tidak dari NU,” kata Kiai Imam Aziz.  

Hal itulah yang membuat panitia mengangkat tema kemandirian, sehingga NU mampu menyiapkan berbagai prasyarat untuk mencapai sebuah kemandirian sosial-ekonomi. “Jadi kemandirian tidak hanya membuat koin muktamar, tetapi juga memikirkan baik prasyarat kultural berupa pengembangan SDM maupun prasyarat struktural yaitu perubahan kebijakan-kebijakan negara, terutama di dalam hal ekonomi. Itu juga harus betul-betul dipikirkan oleh NU. Saya kira inilah yang dimaksud dengan kemandirian,” katanya.

Kiai Imam menegaskan bahwa soal kemandirian di bidang sosial-ekonomi itu hanya sebagian dari berbagai hal yang akan didiskusikan pada forum muktamar nanti. Ke depan, katanya, NU masih memiliki berbagai agenda cukup rumit untuk diselesaikan.  

“Oleh karena itu, harus ada pemikiran dan gerakan yang lebih sistematis, baik di lingkungan NU sendiri maupun nantinya pada perubahan-perubahan kebijakan di level negara. Ini yang menjadi agenda besar NU di dalam menuju 100 tahun pertama,” pungkas Kiai Imam. 

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru