Nasional HAJI 2025

Kemenag Siapkan Mekanisme Penggantian Jamaah Haji yang Sakit, Jamaah Diminta Jaga Kesehatan Sejak dari Tanah Air

Sabtu, 19 April 2025 | 08:00 WIB

Kemenag Siapkan Mekanisme Penggantian Jamaah Haji yang Sakit, Jamaah Diminta Jaga Kesehatan Sejak dari Tanah Air

Makkah (Foto: MCH Kemenag)

Bandung, NU Online Jabar
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan mekanisme penggantian bagi jamaah haji yang mengalami gangguan kesehatan dan tidak dapat berangkat ke Tanah Suci. Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag, Muhammad Zain, menyatakan bahwa penggantian dapat dilakukan oleh anggota keluarga atau pendamping, selama waktu masih memungkinkan.


"Kalau ada jamaah yang tidak mampu secara kesehatan, bisa langsung membatalkan. Kita proses cepat. Kalau masih memungkinkan waktunya, bisa digantikan oleh keluarga atau pendamping," ujar Zain usai mengisi Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (Bimtek PPIH) di Asrama Haji Pondok Gede, Rabu (16/4/2025) malam.


Menurut Zain, proses penggantian ini hanya bisa dilakukan jika waktu masih cukup, mengingat pentingnya proses administrasi dan penerbitan visa. Jika sudah terlalu mepet, maka proses penggantian akan sulit dilakukan. Kemenag juga memberikan opsi bagi jamaah untuk menarik kembali dana setoran haji.


Lebih lanjut, Zain menekankan pentingnya aspek kesehatan sebagai bagian dari syarat istitha'ah dalam pelaksanaan ibadah haji. Ia menyebut, istitha'ah bukan hanya soal kemampuan finansial, tapi juga kesiapan fisik dan mental.


"Pelaksanaan haji itu 90 persen adalah aktivitas fisik. Jamaah perlu menjaga kesehatan, pola makan, pola pikir, dan harus memahami kondisi iklim di Arab Saudi yang jauh berbeda dengan Indonesia," jelasnya.


Zain mengingatkan bahwa suhu di Arab Saudi bisa mencapai 40 hingga 50 derajat Celsius, dengan kelembaban rendah yang rentan menyebabkan kelelahan dan dehidrasi. Ia mengimbau jamaah untuk mempersiapkan diri sejak dari Indonesia, mulai dari konsumsi air yang cukup, makanan bergizi, hingga menjaga pikiran agar tetap tenang dan positif.


Bagi jamaah yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau jantung, Zain menekankan pentingnya konsultasi ke dokter sebelum berangkat serta membawa obat pribadi. Petugas kesehatan haji akan siap memantau kondisi jamaah selama di Arab Saudi.


"Kami selalu tekankan bahwa istitha'ah itu utuh, bukan sekadar lunas bayar. Harus sehat secara medis, siap secara fisik dan mental," tegasnya.


Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa kesiapan layanan haji di Arab Saudi sudah hampir rampung.


"Alhamdulillah, untuk urusan haji, Makkah dan Madinah itu sudah hampir 100 persen rampung. Insya Allah hampir selesai," ujarnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/4/2025).