• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Gus Hasan: Silaturahim Lebaran di Masa Pandemi Harus Dipertimbangkan Sisi Mudaratnya

Gus Hasan: Silaturahim Lebaran di Masa Pandemi Harus Dipertimbangkan Sisi Mudaratnya
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar)
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah mengatakan silaturahim antarsesama sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, apalagi di saat momentum Lebaran. Sangat dianjurkan silaturahim anak kepada orang tua, murid kepada guru, yang muda kepada yang tua.

Untuk mengetahui tentang pentingnya silaturahim, kata pengasuh pondok Pesantren Asshidqiyah 3 Cilamaya, Kabupaten Karawang ini, kita bisa melihatnya dari pelarangan memutus silaturahim.

 

Menurut kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini, sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhamamd SAW melarang umat Islam melakukan pemutusan tali silaturahim dengan ancaman hukuman (tarhieb) yang tak kalah hebatnya. 

Allah SWT mensejajarkan pemutus tali silaturahim sebagai orang yang merusak di muka bumi, sebagaimana firman-Nya,”Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan tali silaturahim (kekeluargaan)? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka”.(QS. Muhammad:22-23). 

Nabi Muhammad SAW bersabda,”Tak akan masuk surga pemutus tali silaturahim”.(HR. Bukhari dan Muslim). 

Sebaliknya, ajaran Islam memerintahkan hamba-Nya untuk menyambung dan memelihara tali silaturahim serta memberikan apresiasi dengan memberikan banyak keuntungan seperti akan dipanjangkan umur dan dimurahkan rezeki. 

Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah ia menghubungkan tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim).

Namun, lanjut Gus Hasan, Lebaran tahun ini kita masih merayakannya dalam suasana pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ia mengajak agar silaturahim yang kita lakukan tidak menjadi sebab kemudaratan yang lebih luas, baik untuk orang yang melakukan silaturahim dan orang yang kita datangi untuk silaturahim.

“Mari bersilaturahim tapi harus kita perhatikan dengan sangat-sangat ketat, apakah silaturahim kita menimbulkan dampak? Itu harus diperhatikan. Kalaupun secara medis kita sehat dan aman, protokol kesehatan harus tetap diberlakukan secara ketat. Jangan sampai niat kita baik, tapi tidak melahirkan kebaikan. Jika silaturahim kita bisa berdampak Covid-19 misalnya, sebaiknya dan bahkan seharusnya, ditunda dulu. Itu lebih baik,” tegasnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan, pemerintah melarang mudik tahun ini sebagaimana tahun lalu, adalah semata dalam rangka kemaslahatan masyarkatnya untuk mencegah bahaya yang lebih besar terjadi terutama lonjakan penularan virus Covid-19. 

Menurut dia, kita harus belajar dari beberapa negara yang terlalu dini melakukan pelonggaran, ternyata akibatnya berdampak sangat fatal secara menyeluruh. Pasalnya Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan tapi, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. 

“Mudah-mudahan bangsa Indonesia, khususnya di Jawa Barat, khususnya warga NU, selalu dalam lindungan Allah dan semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu sehingga kita bisa lebih leluasa melakukan silaturahim,” pungkasnya. 

Pewarta: Abdullah Alawi 


Nasional Terbaru