• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kuluwung

Serba-Serbi Jamaah Haji di Tanah Suci; Apresiasi

Serba-Serbi Jamaah Haji di Tanah Suci; Apresiasi
Serba-Serbi Jamaah Haji di Tanah Suci; Apresiasi
Serba-Serbi Jamaah Haji di Tanah Suci; Apresiasi

Hingga hari ini, sudah dua kali saya hendak dikasih uang jamaah. Pertama saat berkunjung ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), kedua setelah mengantarkan seorang ibu yg tersesat ke terminal.


"Tidak, Bu... Makasih banyak. Layanan petugas itu gratis."


Sejauh ini petugas secara umum cukup banyak membantu. Saya yang di Media Center Haji mungkin masih tergolong ringan. Bayangkan mereka yang ada di layanan lansia yang tiap hari mendorong kursi roda, menggotong, bahkan sampai ada yang membersihkan kotoran di kamar mandi; atau layanan transportasi yang setiap hari berdiri di terminal sabar dengan sengatan suhu panas Saudi yang masya allah; atau tim kesehatan gawat darurat, yang harus bergelut tiap hari pasien-pasien yang tiba-tiba ambruk di tengah jalan, dan seterusnya dan seterusnya.


Karena itulah, mungkin, sebagian jamaah merasa perlu memberi apresiasi kpd petugas, salah satunya berupa uang.


Jamaah memang mendapat layanan mulai dari keberangkatan hingga tuntas kepulangan ke Tanah Air nanti.


Ibu pertama yang saya temui di KKHI itu bernama Hadiah. Ia semula daftar bareng dengan anak dan menantunya. Namun karena ada kebijakan prioritas lansia, ia berangkat mendahului anak dan menantunya tahun ini. Artinya, ia mesti rela melaksanakan ibadah fisik ini tanpa pendamping dari unsur keluarga.


Kemenag memang sengaja tidak memberikan kuota khusus bagi pendamping lansia dari unsur keluarga tahun ini. Sebab, itu berarti akan memakan porsi kuota orang lain dan kian memperpanjang masa tunggu mereka dari jadwal semestinya. Prinsip keadilan menjadi alasannya.


Ia cerita sempat nangis-nangis saat tahu berangkat terpisah dari anak dan menantunya. Sang nenek dihantui kekhawatiran tersesat di Arab Saudi, mengingat pengalamannya melaksanakan umrah tahun 2014 ia banyak bergantung pada anaknya.


Namun, saat tiba di Arab Saudi kecemasan itu sirna. Hadiah hampir selalu mendapat bantuan dari petugas, mulai dari urusan kedatangan di bandara Madinah, transportasi, pemondokan, konsumsi, bimbingan ibadah, hingga kesehatan. Kemenag tahun ini memang mengusung jargon "Haji Ramah Lansia".


"Saya merasa terbantu sekali dengan petugas," kata Hadiah yg baru saja mendapat bimbingan tayamum dari petugas.


Penulis: Mahbib Khoiron


Kuluwung Terbaru