• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kuluwung

Jadi Haji

Jadi Haji
Jadi Haji
Jadi Haji

Di antara keinginan Abahku sebelum meninggal ada dua. Pertama, rumah kami yang luas itu bisa dikeramik lantainya. Luasnya kira-kira bisa dipasang empat meja pingpong sekaligus, jadi perlu dana yang tidak sedikit. 


Seingatku kami pindah dari rumah mbah –yang jaraknya hanya 3 meter– sekitar tahun 1996. Kalau tidak salah aku kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah. Jadi selama itu pula kami harus bersabar. Tak jarang kami harus nggebyuri "jogan" dan bolak-balik mengangkat timba berisi air supaya debunya tidak kemana-mana. Lebih-lebih jika musim kemarau seperti ini. Ada peningkatan sedikit dengan dipelur semen oleh Abah sendiri. 


Keinginan Abahku untuk mempercantik rumahnya  bukan untuk gaya-gayaan semata. Tapi niat untuk menghormati tamu. Maklum, dulu banyak orang yang datang walau sekadar untuk njagong atau makan-makan seadanya. 


Akhirnya keinginan Abah terwujud pada tahun 2002. Abah hanya menikmati beberapa hari saja. Karena di akhir bulan Ramadhan itu pula keburu dipanggil Yang Maha Kuasa. 
 

Suatu malam di tahun 2013 –ketika aku masih tinggal di Depok– aku bermimpi Abah memanggul koper (warna, bentuk dan besarnya sama dg yang dibawa ibu), berhenti di depan pintu rumah kami  dengan berpakaian batik warna hijau khas jamaah haji dan berkata: "wes, tekan kene wae" (Sudah, sampai di sini saja) kemudian aku mencium tangannya sambil menyerahkan kopernya kepada orang-orang yang menyambut. 


Mimpi itu berlalu begitu saja. Sehari setelahnya ketika aku mengancingkan baju hendak pergi ke masjid, mimpi itu muncul. Aku segera menelfon ibu yang sedang menunaikan ibadah haji dan menceritakan mimpiku itu. Benar saja ibuku yang pada waktu itu berangkat dengan paklek dan bulek (KH. Ismail Masyhudi dan Almarhumah. Hj Masruhah) telah selesai melaksanakan wukuf di Arafah dan hendak ke Muzdalifah dan Mina dan telah mem"badal haji"kan Abah. Tepat seperti hari ini. 


Aku, ibuku dan semua keluarga merasa tenang. Karen Abah akhirnya JADI –berangkat– HAJI. 


Al Fatihah untuk Abah kami, H. Mahfudh bin Husein


Jepatlor, 9 Dzulhijjah 1444 H.


Penulis: Moch Ikmaluddin


Kuluwung Terbaru