Sejarawan Muda Ungkap Peran Penting KH Abdul Chalim Leuwimunding dalam Pendirian NU
Senin, 15 Mei 2023 | 11:00 WIB
Agung Gumelar
Penulis
Bandung, NU Online Jabar
Salah seorang sejarawan muda Ahmad Ginanjar Sya’ban mengungkapkan sebuah fakta menarik tentang peran penting yang dibawa KH Abdul Chalim Leuwimunding dalam sejarah pendirian Nahdlatul Ulama (NU). KH Abdul Chalim Leuwimunding sendiri merupakan tokoh NU yang saat ini namanya santer diusulkan untuk menjadi tokoh pahlawan nasional.
Dalam kegiatan Halaqah Pemikiran KH Abdul Chalim Leuwimunding yang diselenggarakan Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Tebet, Jakarta Selatan pada Rabu (10/5/2023), Ginanjar mengatakan, KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan tokoh yang terlibat langsung dalam pendirian Nahdlatoel Wathan dan Tasjwiroel Afkar yakni salah satu perkumpulan intelektual muda di Surabaya yang memiliki concern terhadap kajian keagamaan dan kebangsaan.
Dia mengungkapkan bahwa arsip dan karya-karyanya KH Abdul Chalim tentang perjalanan berdirinya NU menjadi sumber yang sangat penting dikarenakan ditulis langsung oleh pendiri NU itu sendiri.
"Bahkan yang menulis sejarah NU sebelum tahun 1926 sampai tahun 1971 adalah KH Abdul Chalim Leuwimunding. Sebagai pengurus Katib Tsani NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding sering ditugaskan untuk keliling dalam rangka meresmikan cabang-cabang NU yang ada di beberapa daerah di antaranya di Menes, Banten, pada tahun 1929," terangnya dikutip NU Online, Kamis (11/5/2023).
Lebih lanjut, pria yang saat ini mengajar di Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) itu mengungkapkan peran pentingnya KH Abdul Chalim Leuwimunding menjadikan ulama-ulama di tanah Jawa berkumpul di Surabaya saat pembentukan komite Hijaz.
Hal itu, kata dia, berkat undangan yang ditulis sekaligus diantarkannya langsung kepada ulama-ulama oleh KH Abdul Chalim sendiri. Bahkan di dalam undangan tersebut tertulis sebuah tuntutan berupa cita-cita kemerdekaan Indonesia.
"Jadi cita-cita kemerdekaan itu sudah ada di dalam surat undangan yang dibuat oleh Mbah Chalim," tegas Ginanjar.
Selain itu, dalam karyanya dengan tegas KH Abdul Chalim Leuwimunding menyampaikan bahwa merdeka yang sejati tidak menindas manusia. Menurutnya, pesan tersebut untuk membangkitkan semangat perjuangan dalam melawan penjajah dan mewujudkan kemerdekaan.
"Para penjajah tidak mengerti apa artinya sebuah merdeka yang sejati," kata Ginanjar saat membacakan karya KH Abdul Chalim Leuwimunding dalam bentuk syair Arab pegon.
Editor: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
4
STKQ Al-Hikam Depok Gelar Lomba MHQ dan Debat Internasional, Ini Cara Daftarnya
5
Tanah Bergerak di Kadupandak Cianjur: LPBINU Jabar Turun Tangan Bantu Korban
6
Khutbah Jumat: Cemas Amal Ibadah Tidak Diterima
Terkini
Lihat Semua