Bandung, NU Online Jabar
Keberadaan dan peran dari almaghfurlah KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang berasal dari Jawa Barat menjadi perhatian khusus bagi keluarga besar NU khususnya di Majalengka saat ini. Pasalnya, ulama pendiri NU dari tanah pasundan itu saat ini sedang diusulkan sebagai pahlawan nasional oleh Keluarga Besar (KBNU) Majalengka, Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka, dan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat.
Pengusulan gelar pahlawan nasional untuk KH Abdul Chalim Leuwimunding tersebut juga disepakati oleh Gubernur Jawa Barat, H Moh Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil. Ia menyebut, pihaknya akan segera menindaklanjuti usulan tersebut.
"Ulama NU asal Jawa Barat akan segera diusahakan sebagai pahlawan nasional, protokolnya sudah siap. Insya Allah besok akan rapat di gedung sate membahas perihal ini," tegasnya saat menghadiri Peringatan Nuzulul Qur'an, Haul Syuhada Badar, Haul Muassis NU sekaligus Silaturahmi bersama Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) Jawa Barat di Gedung Dakwah PWNU Jawa Barat pada Senin (10/4/23).
Sebagai informasi, KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan salah seorang sahabat dari KH Abdul Wahab Chasbullah yang juga sama-sama menimba ilmu pada KH Mahfudz Termas Jawa Timur. Keduanya dipertemukan saat sedang perjalanan menimba ilmu di Hijaz (Arab Saudi)
Nama KH Abdul Chalim Leuwimunding terabadikan dalam dokumen Hofdbestuur Nahdlatul Ulama (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam istilah sekarang) sebagai Katib Tsani. Selain sebagai salah seorang pendiri NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding juga sebagai pelopor Koperasi NU, Perintis Persatuan Guru NU (Pergunu), dan penasihat Hizbullah (laskar santri/pemuda islam pejuang kemerdekaan).
Tidak hanya itu, perjuangan KH Abdul Chalim Leuwimunding dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di ketahui pada tahun 1942 saat ormas-ormas Islam dibekukan oleh pemerintah penjajahan Jepang, Dalam kondisi tersebut, ia mendapat dua tantangan besar di daerahnya (Majalengka). Intervensi Jepang kepada para pemuda untuk bergabung dalam pasukan militer Jepang dan kebanggan para pemuda untuk menjadi komunis merupakan dilema yang sangat sulit dihadapi.
Dalam situasi inilah KH Abdul Chalim membentuk Hizbullah cabang Majalengka bersama KH Abbas Buntet Cirebon. Hizbullah Majalengka kemudian bahu membahu bersama dengan kelompok-kelompok pejuang lainnya, baik dari laskar-laskar santri maupun laskar-laskar pemuda lainnya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pewarta: Abdul Manap
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
