Bandung, NU Online Jabar
Muassis Nahdlatul Ulama asal Kabupaten Majalengka, KH Abdul Chalim Leuwimunding saat ini tengah diusulkan menjadi pahlawan nasional oleh Keluarga Besar (KBNU) Majalengka.
Diusulkannya ulama NU asal tanah pasundan itu atas dasar perjuangannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah melalui pemuda dan santri binaannya yang tergabung dalam pasukan Hizbullah.
Merespon usulan tersebut, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayan Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Juhadi Muhammad mendorong penuh usulan tersebut agar dikawal sampai tuntas.
“Saya sangat mendukung dan mendorong penuh usulan PCNU Majalengka untuk mengusulkan KH Abdul Chalim Leuwimunding untuk menjadi tokoh pahlawan nasional,” katanya kepada NU Online Jabar, Senin (10/4/23).
“Tentu kami dari PWNU mendukung untuk dikawal sampai tuntas, dan sudah langsung kami usulkan ke gubernur agar memberikan rekomendasi terhadap usulan tokoh pahlawan nasional kepada almaghfurlah KH Abdul Chalim Leuwimunding. Karena beliau sangat layak sekali untuk di angkat menjadi pahlawan nasional,” tegasnya
Usulan gelar pahlawan kepada KH Abdul Chalim Leuwimunding tersebut bukan tanpa dasar dan data, berikut alasan-alasan kenapa ulama perintis pasukan Hizbullah wilayah Jabar itu mesti layak di angkat sebagai tokoh pahlawan nasional
- KH Abdul Chalim adalah seorang tokoh Jawa Barat, Pejuang Nasionalis yang bersamasama dengan KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Chasbullah mendirikan Nahdlatul Ulama;
- KH Abdul Chalim merupakan tokoh penting berdirinya Komite Hijaz dan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama sebagai komunikator kunci antara para alim ulama terkemukan di seluruh Jawa;
- KH Abdul Chalim merupaka salah satu sosok yang mengorganisasi para ulama dalam barisan "Mujahidin" untuk mendampingi pasukan Hizbullah dan Sabilillah pada peperangan 10 November 1945;
- KH Abdul Chalim merupakan motor utama pembentukan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama pada 1958 dan beliau juga menjadi anggota DPR-GR pada sekitar tahun 1972.
Sebagai informasi, KH Abdul Chalim Leuwimunding merupakan salah seorang sahabat dari KH Abdul Wahab Chasbullah yang juga sama-sama menimba ilmu pada KH Mahfudz Termas Jawa Timur. Keduanya dipertemukan saat sedang perjalanan menimba ilmu di Hijaz (Arab Saudi)
Nama KH Abdul Chalim Leuwimunding terabadikan dalam dokumen Hofdbestuur Nahdlatul Ulama (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam istilah sekarang) sebagai Katib Tsani. Selain sebagai salah seorang pendiri NU, KH Abdul Chalim Leuwimunding juga sebagai pelopor Koperasi NU, Perintis Persatuan Guru NU (Pergunu), dan penasihat Hizbullah (laskar santri/pemuda islam pejuang kemerdekaan).
Tidak hanya itu, perjuangan KH Abdul Chalim Leuwimunding dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di ketahui pada tahun 1942 saat ormas-ormas Islam dibekukan oleh pemerintah penjajahan Jepang, Dalam kondisi tersebut, ia mendapat dua tantangan besar di daerahnya (Majalengka). Intervensi Jepang kepada para pemuda untuk bergabung dalam pasukan militer Jepang dan kebanggan para pemuda untuk menjadi komunis merupakan dilema yang sangat sulit dihadapi.
Dalam situasi inilah KH Abdul Chalim membentuk Hizbullah cabang Majalengka bersama KH Abbas Buntet Cirebon. Hizbullah Majalengka kemudian bahu membahu bersama dengan kelompok-kelompok pejuang lainnya, baik dari laskar-laskar santri maupun laskar-laskar pemuda lainnya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pewarta: Abdul Manap
