Bandung, NU Online Jabar
Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) mengatakan pihaknya merasa bersyukur adanya Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom saat menyambangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta pada Senin (12/6/2023).
Di hadapan Ketum PBNU, Ketua Umum PGI Gomar Gultom mengapresiasi peran dan kontribusi NU khususnya dalam menjaga dan merawat Pancasila. Pihaknya menganggap bahwa adanya NU di Indonesia merupakan rahmat dari Tuhan untuk bangsa dan Tanah Air ini.
Menurutnya, model Islam yang dibangun NU dapat menjadi sumbangan bagi peradaban dunia. Ia menilai bahwa masyarakat dunia sejak puluhan tahun lalu memiliki deklarasi umum Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga deklarasi pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, konflik di berbagai dunia masih saja terjadi hingga saat ini.
Ia berharap Indonesia bisa menjadi model peradaban dunia melalui langkah-langkah kecil untuk Indonesia ini. “Dari PGI kami sangat bersyukur dengan kehadiran NU di tengah-tengah bangsa kita, sejarah panjang bangsa ini kita sudah berhutang budi kepada NU yang tetap dengan teguh mempertahankan Pancasila,” ujar Gomar, mengutip dari Channel Youtube NU Online, Senin (12/6/2023).
Di hadapan awak media, dirinya mengaku bahwa kunjungan silaturahmi kali ini ke kantor PBNU bukanlah sesuatu yang baru. Gomar mengatakan bahwa sedari dulu PGI juga sering melakukan kunjungan serupa ke kantor PBNU.
“Kunjungan silaturahmi yang sesungguhnya bukan hal baru. Ini sudah menjadi darah daging PGI dan PBNU selama ini. dalam rangka membangun bangsa ini tidak ada pilihan bagi kita selain bekerja sama dengan seluruh elemen bangsa,” sambungnya.
Kedatangan Gomar Gultom besama rombongan disambut langsung oleh Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang didampingin KH Said Amin Husni. Gus Yahya menyambut baik kedatangan anggota PGI dan merasa terhormat menjadapat kunjungan tersebut.
“Ini sebetulnya melanjutkan tradisi yang selama ini sudah mapan antara NU dengan PGI dan kami tadi berdiskusi cukup gayeng tentang hal-hal yang terkait dengan masalah-masalah hubungan antar kelompok agama dan bagaimana kita mencari cara karena perlu srategi untuk mengatasi masalh-masalah itu,” ujar Gus Yahya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menyampaikan bahwa ke depan akan ada langkah-langkah kegiatan bersama yang strategis sebagai upaya bersama untuk membangun harmoni di dalam masyarakat bangsa dan negara.
“Dengan keyakinan bahwa sebetulnya jika berhasil membangun harmoni yang konstruktif di dalam masyarakat kita yang sangat geterogen insyaaallah Indonesia bisa menjadi model masyarakat lain di seluruh dunia,” ucapnya.
Pertemuan yang berlangsung selama satu jam tersebut ditutup dengan sesi foto bersama dan saling tukar cindera mata.
