• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

PWNU

Syekh Salim, Koki Andal Bikin Gulai Safinah

Syekh Salim, Koki Andal Bikin Gulai Safinah
Jilid kitab Safinah Najah
Jilid kitab Safinah Najah

Oleh KH Asep Mukhtar Rifa’i
Siapa yang tak kenal dengan kitab Safinah? Judul lengkapnya Safinah an-Najah, artinya perahu keselamatan. Telinga Muslim Nusantara sudah tidak asing lagi dengannya. 
Kitab ini begitu populer karena hampir seluruh madrasah dan pesantren di sini, malah sejumlah majelis taklim, menjadikanya sebagai bacaan utama bagi santri pemula dan jamaah.

Kitab ini masuk dalam kategori fan fiqih. Dan begitu mendengar isinya fiqih, pasti Anda tidak percaya, “kok tipis banget!”

Dan segera harus saya jawab: tipisnya kitab ini terkait dengan tipisnya nalar masyarakat awam dalam memahami fiqih.

Sebelum lanjut, tahukah Anda siapa yang menyusun kitab tipis ini? Dialah Syekh Salim bin Sumair dari Hadramaut, Yaman. Harus diakui bahwa popularitas sang penulis dikalahkan oleh Safinah-nya. 

Dan, Anda juga perlu tahu bahwa beliau wafat dan dikuburkan di sini, tepatnya di Jakarta Barat.

Sungguh beliau adalah ulama besar. Beliau bisa saja menulis kitab fiqih yang tebal. Tapi bagi beliau, sebuah karya harus benar-benar mengarahkan kepada target dan sasaran. Dan target itu tentunya adalah masyarakat Muslim Indonesia. 

Bukti akan keulamaan beliau dan kebermanfaatan karyanya, ulama besar dari Banten, Syekh Nawawi memberikan komentar dan catatan yang detil dan mendalam pada kitab Safinah. Pada akhirnya kitab Safinah dicetak bersamaan dengan komentar Syekh Nawawi yang berjudul Kasyifatus Saja fi Syarah Safinah an-Naja

Bagi saya, Syekh Salim sungguh seorang koki yang andal. Beliau paham betul tentang selera dan apa yang dimaui dan dibutuhkan oleh orang Nusantara. 

Betul ada sebagian pihak yang memandang kitab ini dengan nyinyir. Kitab fiqih kok enggak ada Al-Qur'an dan hadits. 

Maka saya harus katakan, di sinilah letak hebatnya Syekh Salim dengan Safinah-nya itu. 

Perhatikan perumpamaan berikut ini: apakah Anda akan menyebut seorang koki andal ketika ia menyuguhkan gulai kambing, lalu Anda masih menemukan bau kambing atau bulu kambing? 

Pasti Anda akan mengatakan 'koki pemula'. 

Begitu pula dengan Safinah. Begitu hebatnya Syekh Salim 'memasak' Al-Qur'an dan hadits, sehingga muncullah semangkok 'fiqih' yang nyaris tak terendus bau-bau Al-Qur'an dan hadits. Tapi yakinlah, bahan utama ‘gulai' Safinah adalah Al-Qur'an dan hadits.

Penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sa’adah Banjaran, Kabupaten Bandung
 


PWNU Terbaru