• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

PWNU

Kitab Marqotul Mahabbah, Pupujian untuk Nabi Muhammad Karya Agan Aon dari Mengunreja

Kitab Marqotul Mahabbah, Pupujian untuk Nabi Muhammad Karya Agan Aon dari Mengunreja
Kitab Marqotul Mahabbah
Kitab Marqotul Mahabbah

Oleh KH Utawijaya Kusumah

Setiap moment Maulid Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiulawal dalam kalender Islam, pengajian di berbagai daerah selalu diisi dengan pupujian atau pembacaan riwayat Kanjeng Nabi Muhammad SAW". 

Bagi umat Muslim di Tasikmalaya pasti tidak asing dengan tradisi membaca Kitab Deba, sebuah kitab yang dahulu ditulis oleh R. H. Abdoel Madjid atau R. Aon Alim (Agan Aon) dari Mangunreja Tasikmalaya.

Agan Aon atau KH Abdul Majid bin Raden Ahmad, lahir sekitar tahun 1879 dan wafat pada tanggal 13 Sya’ban 1353 H atau 1934 M. Beliau masih keturunan dari Bupati Sukapura Wiradadaha III dan Syekh H. Abdul Muhyi Pamijahan. Beliau aktif juga dalam dakwah di media cetak yakni melalui majalah Al-Imtisal dan majalah Al- Moechtar. Beliau menulis kitab yang sangat populer di Tasikmalaya yaitu Deba atau Marqotul Mahabbah. 

Kitab ini diresmikan bawah lembaga keagamaan pada masa kolonial Belanda yaitu Advieseur voor Inlansce Zaken, kitab Marqotul Mahabbah diresmikan sekitar pada tahun 1927 yang diterbitkan dalam majalah Al-Imtisal yaitu ketika pada masa kepemimpinan Dr. C. A. J. Hazeu dan R. A. Kern.

Sewaktu penulis berdiskusi ringan tentang sejarah Deba bersama sesepuh Sukapura, R.H. Hasan Mukdas, katanya, Deba sempat dilantunkan di Pendopo Kabupaten Tasikmalaya di hadapan Kangjeng Bupati R.A.A. Wiratanuningrat dan pejabat Belanda. Menariknya para pejabat Belanda itu kagum dan meminta kembali dilantunkan, meskipun mereka tidak mengerti.

Marqotul Mahabbah berisi tentang sejarah hidup Nabi Muhammad SAW. Kitab ini merupakan sebuah antologi karya- karya ulama terdahulu, baik berupa nadzam dan prosa. Di antara karya ulama-ulama masyhur yang terdapat dalam kitab itu adalah Nadzam Asmaul Husna karya Syekh Abdul Qodir Jaelani, Nadzom Asmaul Husna karya Mustofa Bakri, Nadzam Asmaul Husna karya Ahmad Ad- Dardiri, dan berbagai prosa yang ditulis oleh Raden Aunul Alam. Kitab ini oleh sebagian masyarakat selalu dibaca setiap Muludan dan pengajian-pengajian. Khususnya ketika memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Para ulama berpendapat bahwa kitab Marqotul Mahabbah ini memiliki susunan nadzom dan prosa yang sangat indah. Sebagaimana pendapat Haji Ahmad Dasuki bin Haji Muhammad Sanusi. 

"Kami telah membaca kitab Marqotul Mahabbah yang disusun oleh Raden Aunul Alam ini, dari awal sampai akhirnya dan kami menemukan keindahan bahasa dalam nadzam dan prosanya. Suatu waktu kami mendengar kitab ini dibacakan oleh empat ribu murid Raden Aunul Alam di Masjid Besar Mangunreja pada acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, kemudian kami tidak meragukan lagi bahwa penyusun kitab ini seorang ulama terkemuka, ilmunya bagaikan lautan yang tidak ada batasnya". 

Kitab ini telah dibacakan di depan Bupati Tasikmalaya R.A.A. Wiratanuningrat dan ulama- ulama terkemuka di daerah Jawa Barat seperti Haji Muhammad Suja’i dari Gudang Benteng, Haji Muhammad Nahrowi dari Kresek Garut, Haji Muhammad Salim dari Balong Garut, Haji Muhammad Hadhori dari Garut, Haji Muhammad Yahya dari Sukaregang Garut, dan Haji Muhammad Rusdi dari Sukahurip.

Ditulis dari berbagai sumber, di antaranya majalah Al-Imtisal tahun 1926 dan 1927, dan kitab Deba (koleksi pribadi)

Penulis adalah Penasehat Forum Pondok Pesantren Jawa Barat
 


PWNU Terbaru