• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Kabupaten Bandung

Hadiri Pembukaan PMKNU, Ketua PWNU Jabar Ingatkan Pesan Gus Yahya

Hadiri Pembukaan PMKNU, Ketua PWNU Jabar Ingatkan Pesan Gus Yahya
Hadiri Pembukaan PMKNU, Ketua PWNU Jabar Ingatkan Pesan Gus Yahya
Hadiri Pembukaan PMKNU, Ketua PWNU Jabar Ingatkan Pesan Gus Yahya

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Juhadi Muhammad mengatakan, kaderisasi adalah nafas bagi  sebuah organisasi. Ia menilai jika organisasi, perkumpulan atau jam’iyah seperti NU ini kehabisan kader, maka akan habis pulalah nafas kita, alias jamiyah nahdlatul ulama ini akan terhenti dan mati.

"Tentu saja, kita tidak pernah takut kehabisan kader. Karena kader NU tumbuh secara alamiah dan sangat melimpah di mana-mana, terutama kader yang tumbuh dari lingkungan pesantren yang menjadi penopang utama kokohnya jam’iyah ini," jelasnya saat memberikan sambutan pada kegiatan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMKNU) yang bertempat di Hotel Sutan Raja Soreang Kabupaten Bandung, Rabu (21/6/2023).

"Tetapi pertanyaannya adalah apakah kader yang melimpah ruah tersebut berkualitas atau tidak? militan atau tidak? mengerti dan paham atau tidak tentang ke-NU-an? benar-benar mau menghidupi NU atau hanya ingin numpang hidup di NU?pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendasari kenapa kita harus memasifkan kaderisasi di tubuh Nahdlatul Ulama," tambahnya.

Kiai Juhadi mengatakan, PBNU di bawah kepemimpinan Ketua Umum Bapak KH Yahya Cholil Tsaquf menjadikan kaderisasi sebagai salah satu prioritas program, disamping itu juga menyatukan seluruh bentuk kaderisasi yang selama ini berjalan di tubuh jam’iyah ini. Sehingga kaderisasi dilakukan secara terpimpin, terstruktur, terorganisir dan terintergratif dengan landasan AD/ART dan peraturan perkumpulan yang mengatur pelaksanaan kaderisasi secara komprehensif.

"PWNU Jawa Barat, sebagai kepanjangan tangan dari PBNU berkewajiban untuk melaksanakan kaderisasi baik kaderisasi formal maupun kaderisasi informal. Kaderisasi formal meliputi Pendidikan Dasar yakni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) dan Pendidikan Menengah Kepemimpinan Nahdlatul Ulama (PMK-NU) sedangkan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN-NU) kita akan ikut dalam program PBNU," paparnya.

Kiai Juhadi juga melaporkan, pihaknya telah membentuk tim kaderisasi untuk menanggungjawabi dan memastikan bahwa program kaderisasi di Jawa Barat berjalan dengan baik dan benar.

"Sampai dengan saat ini kami telah melaksanakan satu kali PIW dan sudah ada  63 orang instruktur yang siap untuk diterjunkan di 27 PCNU se Jawa Barat, sementara untuk PDPKPNU kami sudah laksanakan sebanyak 22 angkatan baik yang dilaksanakan di tingkat PWNU, PCNU maupun MWCNU se Jawa Barat dan sudah ada dua ribu enam puluh tujuh kader yang sudah mengikuti PDPKPNU," ungkapnya.

"Memang belum semua PCNU dan MWCNU bisa melaksanakan PD-PKPNU, namun kami telah menerima permohonan dari semua PCNU se Jawa Barat untuk segera dilaksanakan kaderisasi dasar tersebut, tim kaderisasi telah membuat jadwal pelaksanaannya, semoga dalam waktu  dekat ini semuanya bisa gelar," sambungnya.

Kiai Juhadi mengaku, bahwa program kaderisasi yang digaungkan oleh PBNU sangat dahsyat dampaknya pada kader-kader yang telah lulus mengikuti PD-PKPNU. Menurutnya, warga nahdliyin semakin bersemangat dalam berkhidmah di NU serta mampu menggerakkan roda keorganisasian baik di tingkat anak ranting, ranting, MWC, PC.

Ia menilai, hal itu disebabkan karena telah mendapatkan materi yang sangat luar biasa diantaranya Ahlus Sunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah, Ke-NU-an, Kebangsaan.

"Mereka juga mampu melakukan analisis stakeholder dan aktor Gerakan, anatomi kelompok dan gerakan, Strategi dan Keteladanan Muassis, Peta perang pemikiran di tingkat lokal, nasional dan global,  Strategi menghadapi perang pemikiran, Membangkitkan semangat kemanidiran untuk menggerakkan jamaah dan jam’iyyah NU dan Melakukan pemetaan sebagai langkah awal menentukan agenda serta bagaimana membiayai agenda gerakan. Bahkan agenda Rencana Tindak Lanjut (RTL) juga terus kami pantau agar benar-benar bisa dilaksanakan oleh kader yang telah lulus mengikuti PDPKPNU," tegasnya.

Kiai yang juga merupakan pengasuh Ponpes Hidayatittholibin Indramayu tersebut juga mengatakan, pelaksanaan PMK-NU ini diharapkan sesuai dengan target out put sebagaimana ditegaskan dalam Perkum PBNU tentang Kaderisasi pada BAB 113 Pasal 25 yaitu lahirnya kiai dan ulama yang memahami perubahan sosial dan faqiihun fii mashalihil khalqi; lahirnya kader penggerak gerakan sosial; lahirnya kader intelektual dan saintis; lahirnya kader profesional dan birokrat; lahirnya kader pengusaha; dan lahirnya kader politik.

"Pada point terahir yakni tentang lahirnya kader politik, harus diartikan sebagai kader politik kebangsaan bukan kader politik praktis, apalagi saat ini kita sudah memasuki tahun politik karena menjelang pesta demokrasi tahun 2024. Jangan sampai kader-kader NU memanfaatkan NU untuk kepentingan politik praktis," tuturnya.

Kiai Juhadi juga mengingatkan pesan yang selalu disampaikan oleh Gus Yahya agar NU jangan dijadikan alat untuk kepentingan politik praktis. "Bahkan njenengan menegaskan bahwa para kontestan Pemilu 2024 untuk tidak menggunakan politik identitas. Termasuk tidak membawa identitas NU pada pesta politik lima tahunan yang akan datang. Hal ini ditujukan agar persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat dapat terus dipertahankan walaupun di tengah kompetisi politik sekeras apapun," katanya.

Njenengan juga Gus, lanjut Kiai Juhadi, mengingatkan bahwa NU selalu dikejar-kejar untuk dipakai identitasnya. Mau lari pun dikejar-kejar.

"Jadi kita perlu punya perhatian yang lebih terkait dengan hal ini. maka pesan penting njenengan tersebut terus kami sampaikan dalam berbagai kesempatan kepada pengurus NU dan Nahdliyin di Jawa Barat, karena provinsi ini menjadi salah salah satu wilayah yang dinamika politik sangat dinamis dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia," tambahnya.

Kiai Juhadi berpesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan PMKNU dengan serius.

"Hilangkan ego bahwa kita ini sudah kiai, sudah bertahun-tahun berkhidmah di NU, sudah mengikuti berbagai pelatihan dan sudah malang melintang di dunia ke-NU-an sehingga merasa sudah tidak perlu lagi diajari atau diberikan materi. Niatkan diri untuk belajar dan salah satu syarat agar belajar kita sukses serta mendapat ilmu yang bermanfaat adalah menghormati guru dan tidak merasa pintar sendiri,"

Ia juga berharap pasca mengikuti kegiatan, seluruh materi yang didapatkan dapat diimplementasikan dalam Khidmah kita untuk memajukan PWNU Jawa Barat. "Terutama untuk mencapai target kita yakni kita ingin melakukan Jihad Ekonomi di Jawa Barat sehingga Nahdlatul Ulama Jawa Barat akan menjadi barometer bagi pengembangan ekonomi ummat di Indonesia," tandasnya.

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Kabupaten Bandung Terbaru