• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Hikmah

Sisi Lain Imam Ali bin Abi Thalib

Sisi Lain Imam Ali bin Abi Thalib
Kitab Diwan Imam Ali (Foto: Istimewa)
Kitab Diwan Imam Ali (Foto: Istimewa)

Oleh Ahmad Husein Fahasbu
Imam Ali --begitulah beberapa tokoh Syiah menyebut-- adalah salah satu sahabat besar baginda Nabi. Ia juga kerabat dekat, yang sejak kecil hidup bersama Nabi bahkan kelak diambil menantu olehnya. 

 

Ia dikenal sebagai sahabat yang pemberani. Tiap peperangan bendera kehormatan selalu ada di genggamannya. Cerdas bahkan ia disebut pintu ilmu dan ia juga seorang orator terbaik di masanya. 

 

Kumpulan pidato, surat dan ucapan sang Imam dikumpulkan menjadi satu buku yang sudah dicetak berjudul Nahj al-Balaghah. Kitab ini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Inggirs, Urdhu, Prancis, India dan bahasa Indonesia. 

 

Namun, sebagian peneliti meragukan bahwa semua isi kitab itu adalah perkataan Imam Ali. Menurut mereka ada beberapa perkataan yang memang diragukan penisbatannya pada beliau. 

 

Selain Nahj al-Balaghah, ada buku lain yang disebut-sebut sebagai kumpulan perkataan Imam Ali. judulnya Diwan Imam Ali bin Abi Thalib. Hanya saja menurut sebagian peneliti sebagian besar (atau seluruh) kitab itu tersusupi.

 

Selain beberapa atribut yang banyak menempel pada diri beliau, ada satu atribut yang banyak tak diketahui dari menantu Nabi itu, yaitu beliau adalah seorang mufti dan ahli fiqh besar di masanya. Ia adalah marja' (rujukan) para sahabat dalam masalah fiqh pasca wafatnya Nabi.

 

Banyak fatwa, keputusan dan hukum fiqh yang beliau rumuskan dulu tersebar masif menjadi rujukan umat Islam di masanya. Hanya saja lambat laun fatwa-fatwa beliau tercemar oleh prilaku banyak pengikut (muhibbin) beliau yang berdusta atas namanya. 

 

Makanya, banyak ahli hadis tidak berani meriwayatkan sesuatu dari beliau baik hadis atau fatwa keagamaan kecuali riwayat dari keluarganya. Termasuk gelar Karramallahu Wajhah, yang disematkan pada nama beliau konon katanya bermakna "semoga Allah memperbaiki reputasi Imam Ali yang sudah kadung tercemar". bukan seperti kisah orang-orang bahwa gelar itu muncul karena beliau tak pernah melihat kemaluannya. 

 

Info soal masalah terakhir di atas saya tahu dari Kiai Muda pakar sejarah dan cinta Kiai Kholili Kholil hafidzahullah. Selain Imam Ali, tokoh lain yang nama baik dan reputasinya tercemar oleh prilaku pengikutnya adalah Imam Ja'far al-Shadiq dan Imam Ahmad bin Hanbal. Salah satu ujian seorang tokoh besar konon adalah mereka diuji dengan prilaku pengikut atau muhibbinya. Tesis ini berlaku sejak dulu dan kerap terulang hingga hari ini. 

Semoga Allah merahmati Imam Ali, Imam Ja'far al-Shadiq, Imam Ahmad bin Hanbal dan semua ulama zaman dulu. Rahimahumullah jami'an.
 

Penulis adalah Intelektual Muda NU


Hikmah Terbaru