• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Hikmah

Sesudah Idul Fitri: Fa Aina Tadzhabun (Lalu Kalian Mau Apa dan Kemana?)

Sesudah Idul Fitri: Fa Aina Tadzhabun (Lalu Kalian Mau Apa dan Kemana?)
Ilustrasi: NUJO.
Ilustrasi: NUJO.

Hari raya Îdul Fitri baru saja berlalu dalam suasana mengharu biru dan menggairahkan. Wajah-wajah manusia segala usia berpendar cahaya. Keceriaan ada di mana-mana. Keakraban antar keluarga, tetangga dan masyarakat terjalin dalam suasana hangat. Betapa indahnya. 


Kini kita kembali menelusuri perjalanan hidup seperti hari-hari biasa di luar bulan ramadan lagi. Dan kita tidak tahu apakah hari-hari kita masih akan panjang atau pendek. Semuanya tanpa kepastian. Semua keberadaan kita ada dalam skenario dan keputusan Tuhan. Tetapi hidup menurut Nabi adalah bagai sebuah perjalanan pengelana: ka abiri sabîl. 


Lalu Al-Qurân bertanya: Fa Aina Tadzhabûn? (Kemana kalian akan pergi?). Seorang sufi menjawab: Kita akan pergi menuju ke sebuah titik berhenti yang bernama kematian. Ada yang menjawab : kita akan kembali ke asal. Dalam ungkapan Jawa populer kata-kata : Hidup ini "mung mampir ngombe".


Lalu jalan mana yang akan kita tempuh. Ada dua jalan saja yang bisa kita tempuh, jalan menuju kebahagiaan abadi atau jalan menuju kesengsaraan yang mungkin juga abadi. Terserah kalian. Manusia bebas memilih. Tuhan menyediakan untuk mereka anugerah maha besar: alam semesta. 


Manusia juga diberikan alat maha canggih, yaitu akal berikut seperangkat anggota tubuh:  mata, telinga, hidung, tangan, kaki dan lainnya. Mata, telinga, hati dan akal memiliki makna ganda. Mata adalah alat untuk melihat segala sesuatu, tetapi ia juga bisa membaca realitas dan tanda-tanda alam. Telinga di samping untuk mendengar bunyi dan suara, ia juga menyimpan apa saja yang didengarnya. Akal berfungsi menerima informasi dan menghimpunnya dari indera yang lain lalu mengolahnya dan menyimpulkan. Dan begitulah seterusnya. 


Sungguh betapa besar anugerah nikmat Tuhan itu.


Tuhan berharap agar anugerah itu digunakan untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia.
Tetapi ingatlah bahwa kelak Dia meminta pertanggungjawaban mereka.


تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ


“Sebelum kaki melangkah menghadap Tuhan, manusia ditanya mengenai empat hal: umurnya dihabiskan untuk apa, ilmunya digunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan dihabiskan untuk apa? Serta anggota tubuhnya dioperasionalkan untuk apa.”


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru