• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Hikmah

Sambut Ramadhan, Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat dengan 4 Hal Ini

Sambut Ramadhan, Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat dengan 4 Hal Ini
Sambut Ramadhan, Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat dengan 4 Hal Ini
Sambut Ramadhan, Tingkatkan Ibadah dan Tinggalkan Maksiat dengan 4 Hal Ini

Bandung, NU Online Jabar
Sya’ban merupakan bulan yang dianjurkan untuk memperbaiki diri dari keburukan, walau tidak termasuk pada bulan asyhurul hurum yaitu empat bulan yang mulia (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharrram, dan Rajab) tetapi bulan ini juga memiliki keistimewaan tersendiri di banding bulan lainnya.


Syekh Yahya bin Mu’adz menyebut bahwa bulan Rajab adalah pembersihan badan, Sya’ban pembersihan hati, dan Ramadhan adalah pembersihan ruh. Maka dari itu urutan bulan tersebut merupakan kesempatan kita untuk memperbaiki diri yang telah Allah berikan kepada hambanya, terutama di bulan suci ramadhan.


Bulan suci ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan di turunkannya al-qur’an. Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar di antara bulan-bulan yang lain. Semua amal soleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Oleh karena itu kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan.


Mengenai hal ini, Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad menjelaskan, ada 4 pengingat yang bisa menjadi pendorong umat Islam dalam melaksanakan ibadah dan meninggalkan maksiat.


1. Merasakan Kehadiran 
Allah Habib Abdullah mengingatkan bahwa Allah selalu memantau pergerakan semua makhluk yang ada di langit dan bumi, tidak ada satu pun makhluk yang bisa lepas dari pandangan-Nya. Umat Islam hendaknya bisa merasakan kehadiran-Nya di setiap langkah kehidupan.   


"Sesungguhnya Allah mengetahui setiap rahasia. Allah selalu menyertaimu di setiap keadaan," tulis Habib Abdullah. (Abdullah bin Alawi Al-Haddad, Risalatul Mu'awanah, [Semarang: Thoha Putra], halaman 5).


Dengan Ilmu dan Iradah-Nya, Allah selalu mengawasi setiap perbuatan manusia, baik yang bersifat lahir seperti perilaku anggota tubuh maupun yang bersifat batin yaitu bisikan-bisikan hati. Jika belum bisa merasakan kehadiran Allah, hendaknya mengingat bahwa semua aktifitas kita terpantau dengan jelas oleh “CCTV” Allah meski sedang berada di tempat tersembunyi sekalipun.   


Rasulullah saw bersabda:


   أَنْ تَعْبـــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ    


Artinya: “(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)   


Mengingat hal tersebut, umat Islam hendaknya merasa malu ketika hendak meninggalkan perintah-Nya maupun ketika mau mencoba untuk melakukan maksiat pada-Nya.


2. Merasakan Kehadiran Malaikat Pencatat Amal 
Sebagaimana diketahui, setiap manusia ditemani oleh dua malaikat kiraman katibin yang bertugas mencatat amal baik dan buruk. Keduanya dikenal dengan Malaikat Raqib dan Atid. Malaikat Raqib berada di sebalah kanan untuk mencatat amal baik dan Malaikat Atid ada di sebelah kiri untuk mencatat amal buruk.   


Ketika tidak bisa merasakan kehadiran Allah di setiap saat, umat Islam diharapkan bisa merasakan atau mengingat bahwa setiap gerak-geriknya akan direkam dan dicatat oleh kedua malaikat ini. Di akhirat kelak, semua catatan tersebut akan dibuka kemudian diminta pertanggung jawabannya.   


Dengan mengingat kehadiran dua malaikat ini, diharapkan bisa mendorong seseorang untuk terus beramal saleh dan mengurungkan niat saat hendak melakukan maksiat.   


3. Kematian Sudah di Depan Mata 
Jika kehadiran Allah dan dua malaikat pencatat amal belum bisa dirasakan dan belum juga membuat ibadah kita meningkat, maka ingatlah dengan adanya kematian. Setiap manusia pasti akan meninggal dunia, hanya saja waktu dan tempatnya dirahasiakan, bisa jadi hari ini, esok, atau lusa.   


Dengan demikian, pada hakikatnya semua manusia sudah mendapatkan “vonis mati”. Orang yang sudah divonis mati oleh hakim atau dokter saja, biasanya akan menghabiskan sisa umurnya untuk beribadah.   


Dengan mengingat adanya kematian yang sudah di depan mata, diharapkan bisa lebih meningkatkan ibadah dan meninggalkan maksiat.   


4. Janji dan Ancaman Allah 
Pengingat terakhir yang disampaikan Habib Abdullah adalah mengingat pada janji dan ancaman Allah. Allah menjanjikan kebahagiaan dan surga untuk orang yang mau mengikuti aturan-Nya. Sebaliknya, Allah juga mengancam penderitaan dan neraka bagi mereka yang bermaksiat.   


Dengan mengingat pada 4 hal ini diharapkan bisa membuat umat Islam semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melaksanakan amal saleh, dan meninggalakan perbuatan dosa.


Editor: Abdul Manap


Hikmah Terbaru